Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polri Minta Masyarakat Waspadai Organisasi Gafatar dan Sejenisnya

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Pol. Anton Charliyan meminta masyarakat agar mewaspadai organisasi Gafatar karena menggunakan agama sebagai kedok untuk mencapai kepentingan mereka.n
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan./Antara
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan./Antara

Kabar24.com, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Pol. Anton Charliyan meminta masyarakat agar mewaspadai organisasi Gafatar karena menggunakan agama sebagai kedok untuk mencapai kepentingan mereka.

"Tidak merusak secara fisik, tapi merusak ideologi dan keyakinan. Buktinya dokter Rica bisa menjual bisnisnya, menyerahkan hartanya. Seluruh pola-pola mereka perlu didalami," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/1/2016).

Menurut Anton, Gafatar masih memliki kaitan dengan organisasi-organisasi yang sudah dilarang. Ketika dilarang, mereka mengubah nama dengan organisasi lainnya.

"Jadi organisasi berubah-ubah walau bentuk dilarang," katanya.

Seperti diketahui Majelis Ulama Indonesia menyatakan organisasi tersebut terlarang.

Gafatar mengemuka setelah dokter Rica dinyatakan hilang dan diduga bergabung dengan organisasi itu.

Sebelumnya Kapolda DIY Brigjen Pol Erwin Triwanto menjelaskan, saat ditemukan di Bandara Iskandar, Pasir Panjang, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (11/1/2016) pagi, enam orang termasuk dokter Rica akan melakukan perjalanan ke Semarang.

Tetapi pihaknya kesulitan melakukan penyelidikan karena mereka lebih banyak bungkam.

Dua orang dari enam yang diamankan diduga bertindak sebagai perekrut. Namun, Erwin belum berani menetapkannya sebagai tersangka karena masih dalam pemeriksaan.

Erwin menyebutkan, mereka direkrut oleh ormas Gafatar.

Setibanya di Kalimantan, ormas ini mengubah identitas dengan nama Negara Karunia Tuhan Semesta Alam (NKTSA).

“Ormas ini sebenarnya dahulu sudah pernah dilarang, tetapi kemudian bermetamorfosa. Kami akan koordinasi dengan Kebangpolinmas terkait penanganan pencegahannya,” ungkap Erwin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper