Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Ternate: Irwasum Mabes Polri Usut Tewasnya Dua Warga Toboko

Hari ini, Selasa (12/1/2016) Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Mabes Polri Komjen Pol Dwi Priyatno mengunjungi Ternate, Maluku Utara, mengusut konflik antara polisi dan masyarakat ekses pengamanan tawuran antarwarga pada Minggu (10/1) yang mengakibatkan dua warga tewas.
Dwi Priyatno (kiri) saat menjabat Kapolda Jateng/jateng.polri.go.id
Dwi Priyatno (kiri) saat menjabat Kapolda Jateng/jateng.polri.go.id

Kabar24.com, TERNATE -- Bentrokan antara polisi dan warga Ternate dilaporkan terjadi pada Minggu (10/1).

Hari ini, Selasa (12/1/2016) Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Mabes Polri Komjen Pol Dwi Priyatno mengunjungi Ternate, Maluku Utara, mengusut konflik antara polisi dan masyarakat ekses pengamanan tawuran antarwarga pada Minggu (10/1) yang mengakibatkan dua warga tewas.

"Hari ini, tim Mabes Polri yang berjumlah lima orang diketuai Irwasum Mabes Polri, turun ke Ternate untuk melakukan penyidikan terkait penembakan warga Toboko," kata Wakapolda Malut, Kombes Pol Jhoni Latuperisa saat memantau bentrok polisi dengan warga, di Ternate, Selasa.

Bahkan, dalam kasus ini, kata Wakapolda, pihaknya telah membentuk tim untuk mengusutnya secara transparan dan akan dikoordinir oleh Irwasum, Direskrimum dan Propam Polda Malut.

Menurut Wakapolda, kalau anggota polisi terlibat dalam penembakan dan tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), maka yang bersangkutan bersama pimpinannya satu tingkat di atasnya akan dikenai sanksi tegas.

Diberitakan kantor berita Antara, bentrokan antara polisi dengan warga bermula saat sejumlah mahasiswa bersama warga Toboko menutup akses jalan menuju kawasan tersebut.

Saat itu, ratusan warga menutup semua akses jalan, lalu mereka berorasi meminta agar Komnas HAM segera turun menginvestigasi penembakan yang menyebabkan dua warga tewas.

Massa yang emosi kemudian menuju ke Kantor Polres Ternate untuk meminta pertanggungjawaban atas kematian dua warganya.

Namun ratusan personel anggota Kepolisian langsung menghadang dan memukul balik warga dengan menggunakan gas air mata.

Warga kemudian melakukan perlawanan dengan melempari polisi menggunakan batu dan panah, akan tetapi, dengan kekuatan penuh, ratusan massa langsung dipukul mundur.

Aksi anarkis antarwarga itu, mengakibatkan dua warga Toboko tewas di antaranya Dedy Rizaldi Ridwan, 29, terkena peluru tajam tepatnya di pelipis kiri menembus pada bagian belakang.

Seorang lagi Julkifli Hasim, 23, warga Kelurahan Tanah Tinggi RT 07 Julkifli meninggal karena ditabrak dan diseret mobil Dalmas saat mobil tersebut masuk dan menembakan gas air mata dan langsung melaju menuju korban.

Sementara tiga orang korban yang sedang dirawat di Rumah Sakit Tentara di antaranya Muhammad Fitra, 13, warga kelurahan Toboko RT 05.

Fitra juga ditabrak dan diseret Mobil Dalmas, sehingga korban mengalami luka memar di bagian kepala dan luka di bagian kaki kiri dan sementara korban belum juga sadarkan diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper