Osan terletak77 km (48 mil) di Selatan Seoul atau dari zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea. Penerbangan itu menanggapi tindakan provokatif terbaru oleh Korea Utara, kata militer AS.
"Amerika Serikat tetap teguh dalam komitmennya untuk pertahanan Republik Korea (Korea Selatan) dan untuk menjaga stabilitas di Semenanjung Korea, sehingga memasukkan upaya pencegahan lebih lanjut yang disediakan oleh pasukan konvensional dan payung nuklir kami," kata Letjen AS, Terrence O'Shaughnessy seperti dikutip Reuters, (10/1/2015).
Sebelumnya, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan uji coba bom hydrogen sebagai salah satu langkah pertahanan diri terhadap ancaman perang nuklir AS.
Uji coba nuklir keempat Korut membuat marah China, selaku sekutu utamanya dan Amerika Serikat, sekutu Korea Selatan meskipun AS masih meragukan pernyataan tersebut.
Adapun, kantor berita Korsel memberitakan tanpa mengkonfirmasi sumber berita bahwa AS tengah mempertimbangkan untuk mengirimkan kapal induk bertenaga nuklir ke perairan Semenanjung Korea bulan depan untuk bergabung dengan latihan pasukan angkatan laut Seoul.
Setelah uji coba nuklir terakhir yang dilakukan Korea Utara pada 2013, AS mengirim sepasang B-2, yakni pesawat pengebom “siluman” yang berkemampuan nuklir diatas Korea Selatan. Pada waktu itu, Korut balas mengancam akan melakukan serangan nuklir kepada AS.
Korut dan Korsel tetap melakukan “perang dingin” setelah konflik pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian. Sejak saat itu, Amerika Serikat memiliki sekitar 28.500 tentara yang berbasis di Korea Selatan.