Bisnis.com, SURABAYA— Jawa Timur tidak bisa seperti Pulau Bali yang okupansi penginapan atau hotelnya relatif dapat menjadi indikator perkembangan sektor pariwisata.
Ekonom Universitas Airlangga Rudi Purwono mengatakan di Bali mayoritas tamu yang menginap di hotel tujuannya untuk berwisata. Sementara di Jawa Timur cenderung lebih variatif, selain wisata, tidak sedikit pula yang tandang untuk urusan bisnis.
“Tujuan orang ke sini macam-macam, kalau di Bali kan cenderung hanya turis yang mau wisata,” ucapnya saat dihubungi Bisnis, di Surabaya, Jumat (8/1/2015).
Walaupun demikian, menurut Rudi, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Jawa Timur tetap bergeliat. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim melansir TPK hotel berbintang pada November tahun lalu mencapai 61,45%.
Angka tersebut naik 0,87 poin dibandingkan tingkat penghunian kamar pada bulan sebelumnya yang bertengger di level 60,58%. Hotel bintang empat menjadi penginapan paling laris dengan TPK 76,14%.
Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) asing pada hotel berbintang pada November 2015 mencapai 3,16 hari. Angka ini turun sebesar 0,14 poin dibandingkan dengan bulan Oktober 2015 yang sebesar 3,30 hari.
RLMT domestik pada November tahun lalu mencapai 1,75 hari. Angka ini turun 0,35 poin ketimbang Oktober 2,10 hari. Secara keseluruhan RLMT pada bulan kesebelas 1,83 hari, turun 0,34 poin jika dibandingkan dengan Oktober 2,17 hari.