Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Debu dan Sarang Laba-laba Hiasi Ruang Dinas Pertamanan Medan

Debu menjadi selimut meja dan kursi. Tak mau ketinggalan, sarang laba-laba pun menjadi hiasan pintu masuk ruang. Ruang rapat Dinas Pertamanan Kota Medan tersebut seolah tidak pernah dipergunakan oleh pihak terkait.
Meja berdebu. /dakwatuna
Meja berdebu. /dakwatuna

Kabar24.com, MEDAN--Debu menjadi selimut meja dan kursi. Tak mau ketinggalan, sarang laba-laba pun menjadi hiasan pintu masuk ruang. Ruang rapat Dinas Pertamanan Kota Medan tersebut seolah tidak pernah dipergunakan oleh pihak terkait.

Penjabat Wali Kota Medan Randiman Tarigan sontak terkejut melihat kondisi ruang rapat Dinas Pertamanan Kota Medan yang tak tertata dengan rapi bak gudang. Ditambah lagi, kondisi lemari, meja dan kursi yang tak berfungsi semeskinya tengah menambah kesan kumuh pada kantor tersebut.

Sidak yang dilakukan Randiman menghasilkan hal yang sangat tak disangka. Dia pun mempertanyakan tingkat kebersihan dinas yang dikunjungi, padahal Dinas Pertamanan Kota Medan memiliki sejumlah tenaga kerja cleaning service, akan tetapi debu yang menempel benda seisi ruangan dan jendela masih menjadi peran utama.

"Meski ada sejumlah tenaga cleaning service namun kantor Dinas Pertamanan Medan tetap kotor dan berdebu, terutama ruang rapat di lantai dua," tulisnya dalam keterangan resmi, Selasa (5/1/2016).

Sebelum mendatangi Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan, Randiman telah mengunjungi Laboratorium Pertamanan, akan tetapi saat kunjungan dilaksanakan hanya kekecewaan yang diperoleh sebab ditemukan bibit bunga dan pohon-pohon penghijauan yang tidak terawat. Bahkan didapati, 4.000 goni tanah pupuk ditumpuk dan tidak dipergunakan sehingga menjadi gunung kecil yang dipenuhi rumput dan ilalang.

Randiman pun berang, sebab jika bibit bunga dan pohon yang telah dianggarkan untuk disalurkan maka hal tersebut dapat menciptakan keindagan Kota Medan. Malang, semua barang-barang di Laboratorium Pertamanan Medan mubazir. Dia menyayangkan kondisi tersebut, sebab untuk membeli bibit bunga, pot, pupuk dan pohon penghijauan membutuhkan dana dari rakyat, pajak.

"Saya enggak habis pikir mengapa ini  terjadi!  Ini membuktikan pengadaannya tidak melalui perencanaan yang matang. Buktinya barang-barang ini merupakan hasil pengadaan di tahun anggaran 2015, malah ada yang di 2014,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper