Kabar24.com, JAKARTA -- Tahun depan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menggenjot pendidikan di sekolah kejuruan untuk meningkatkan kualitas lulusan di Indonesia agar berkualitas dan mampu bersaing di dalam maupun luar negeri.
Namun, dengan banyaknya lulusan dari sekolah menengah kejuruan atau SMK menimbulkan paradigma bahwa lulusan dicetak untuk menjadi buruh atau tenaga kerja di sektor kalangan menengah kebawah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan membantah pandangan tersebut. Menurutnya, lulusan SMK justru dididik untuk menjadi pengusaha bukan untuk menjadi buruh.
"Setelah lulus, mereka akan memulai hidup mandiri, bekerja mandiri dan menjadi enterpreneur. Itu harapannya," ujar Anies saat wawancara Khusus dengan Bisnis, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Menurut Anies, fenomena yang ada di Indonesia, semakin tinggi pendidikannya semakin takut jadi pengusaha. Sebaliknya, semakin rendah pendidikan semakin banyak peluang menjadi pengusaha mandiri.
Berangkat dari fenomena tersebut, Anies berharap, lulusan SMK dapat menjadi pengusaha mandiri yang nantinya dapat menjadi tonggak perekonomian bangsa yang mandiri.
Anies menilai, enterpreneur yang berhasil sebagian besar adalah orang yang telah menjajal berbagai pekerjaan di berbagai sektor, bukan dari seorang yang baru saja lulus sekolah.
"jadi tidak salah kalau dari awal mereka kerja dulu, berpengalaman, melihat peluang yang ada, melihat kendala, baru memulai sebuah usaha," ungkapnya.
Untuk itu, kedepan pengembangan SMK di berbagai daerah harus sesuai dengan potensi yang ada serta dibutuhkan di daerah tersebut. Sehingga, setelah lulus dapat langsung terserap di dunia kerja atau membuka lapangan pekerjaan baru dengan membuka usaha mandiri.
"Kalau SMK yang dibangun bidangnya sesuai kebutuhan desa, maka mereka akan dapat membangun desanya. Jadi dengan begitu mereka akan memulai hidup mandiri," pungkasnya.