Bisnis.com, JAKARTA -- Azis Franklin, pendongeng asal kota Malang, mengatakan dongeng memiliki kekuatan lebih dibanding tayangan TV karena dapat meningkatkan imajinasi pendengar melalui cerita yang disampaikan.
“Pendongeng hanya perlu menggali kreativitas seperti menyesuaikan intonasi suara berdasarkan karakter dalam cerita dan penggambaran sehingga pendengar akan merasa senang,” kata Aziz pada acara edukasi story telling untuk generasi muda di SMU Highscope Jakarta Selatan, Rabu (16/12/2015).
Program edukasi tersebut juga memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berkarir melalui kompetisi mading.
Dari sisi komunikasi, kata pendongeng Kandi Windoe, seni bertutur merupakan seni dalam berkomunikasi.
Pesan yang akan disampaikan berupa perpaduan dari dongeng dan seni rupa atau peraga visual.
Sementara mading merupakan salah satu media komunikasi massa yang biasanya memiliki konten tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya yang disusun secara variatif dan harmonis sehingga terlihat menarik.
“Lomba bertutur lewat mading ini memadukan berbagai ilmu mulai dari komunikasi, seni dan sosial ke dalam sebuah aktifitas yang kreatif. Nilai-nilai seperti team work (kerjasama), komunikasi, apresiatif lewat karya dan tulisan, adalah nilai-nilai edukatif yang dikembangkan melalui kegiatan lomba ini,” ujarnya.
“SMU Highscope sangat mendukung kerjasama dengan pihak Kotex dalam menyelenggarakan kegiatan yang berkualitas ini sehingga anak didik Highscope Indonesia dapat bertambah ilmu tentang seni bertutur baik dari sisi teori dan juga praktik," kata Callie R. Mackenzie, Highscope High School Principal, TB Simatupang.
Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk menunjukkan sisi kreatif mereka baik dalam berkreasi melalui mading dan berkarya melalui media fotografi, video dan karya tulis,” kata Callie R. Mackenzie, Highscope High School Principal, TB Simatupang.