Bisnis.com, JAKARTA – Generasi tahun 90-an tak luput dari era kejayaan kaset.
Mengoleksi kaset dari artis-artis kesayangan tentunya menjadi kebanggaan tersendiri yang tak luput dari ingatan. Juga, memiliki alat pemutar kaset portable atau lebih dikenal dengan sebutan walkman, besutan merek Sony yang berasal dari Jepang. Pada saat itu, memiliki walkman adalah suatu prestise.
Untuk mengenang masa itu, cobalah tengok ke Pasar Antik Jalan Surabaya, Jakarta. Dari berbagai kios yang dijajakan, terselip toko musik milik Pak Anto.
Menurut Anto, hingga kini masih ada penikmat musik yang sesekali mendatangi tokonya untuk membeli kaset bekas. Kaset yang dijualpun bermacam-macam, ada lagu barat, mandarin, ataupun lokal.
Harga yang dibanderol cukup terjangkau, bahkan pembeli bisa menawarnya. Adapun harga yang dipatok olehnya antara Rp 10.000-Rp30.000.
“Pelanggan yang datang biasanya yang menikmati musik lewat kaset, soalnya sekarang kaset sudah susah dicari,” terangnya kepada Bisnis.com, Minggu (12/12/2015).
Bahkan, di toko milik Anto ini juga menyediakan alat pemutar kasetnya, sebut saja ada keluaran Sony, JVC, dan AIWA. Pilihannya juga bermacam-macam, ada kaset yang bisa sekaligus memutarkan radio, juga kaset video (VHS). Untuk membelinya dia menawarkan harga sekitar Rp 100 ribu-Rp 300 ribu, tergantung keluaran tahunnya.
Jasa
Bila rusak, Anto juga menyediakan jasa servis bagi pelanggannya. Jadi, Anda tidak harus khawatir apabila saat sedang syahdu mendengarkan musik tiba-tiba alat berhenti.
Untuk sumber barang, kebanyakan kaset yang ada di tokonya berasal dari pedagang loak. Ada juga pihak lain yang menjualnya secara ritel.
Toko lainnya adalah milik Rian. Toko ini khusus menjual piringan hitam (PH). Koleksi dagangan milik Rian terhitung cukup lengkap, sebab era PH ada yang mencapai awal tahun 90-an dan terdiri dari berbagai jenis musik. Tidak hanya PH musik The Beatles, bahkan band legendaris asal Indonesia seperti Koes Plus pun ada.
Rian menuturkan, perlu dipersiapkan uang sekitar Rp 25.000-Rp 300.000 untuk mendapati satu keping PH yang disukai.
“Kebanyakan kami menjual PH dengan 12 inch, ada juga yang 10 inch dan 7 inch. Tapi jumlahnya hanya sedikit saja,” ujarnya.
Menurut dia, penikmat musik untuk PH memang tidak banyak, tapi bukan berarti ditinggalkan oleh penggemarnya. Sebab, setiap kali ada pengunjung yang menghampiri tokonya adalah anak muda, tidak identik dengan orang yang sudah berumur saja.