Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ISIS TEROR PARIS: Rusia-Prancis Bom Pos ISIS

Prancis dan Rusia membom beberapa sasaran di Ibu Kota ISIS, Raqa, di Suriah utara, sebagai hukuman atas pembantaian terkoordinasi ke Paris Jumat (13/11/2015), dan penjatuhan pesawat Rusia di Semenanjung Sinai 31 Oktorber silam yang keduanya diakui dilakukan ISIS.
Pesawat tempur Rusia Tupolev Tu-95MS terbang di langit Suriah dengan sasaran pos ISIS. Foto dirilis Kementerian Pertahanan Rusia 17 November/Reuters
Pesawat tempur Rusia Tupolev Tu-95MS terbang di langit Suriah dengan sasaran pos ISIS. Foto dirilis Kementerian Pertahanan Rusia 17 November/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA-- Prancis dan Rusia membom beberapa sasaran di Ibu Kota ISIS, Raqa, di Suriah utara, sebagai hukuman atas pembantaian terkoordinasi ke Paris Jumat (13/11/2015), dan penjatuhan pesawat Rusia di Semenanjung Sinai 31 Oktorber silam yang keduanya diakui dilakukan ISIS.

Bomber-bomber jarak jauh dan peluru kendali Rusia menerjang posisi-posisi ISIS, termasuk di Raqa, Selasa (17/11/2015) waktu setempat, pada hari yang sama pesawat tempur-pesawat tempur Prancis melancarkan pemboman ketiga ke Raqa.

Paris dan Moskow memang tidak berkoordinasi melancarkan serangan itu, namun Presiden Prancis Francois Hollande telah menyerukan kampanye global melawan para radikal menyusul serangan teror di Paris.

Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah akan memburu siapa pun yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Metrojet di Sinai, dan terus mengintensifkan serangan ke pihak militan di Suriah yang tidak hanya membidik ISIS.

Kremlin mengungkapkan, bahwa Putin telah berbicara kepada Hollande melalui telepon, dan telah memerintahkan angkatan laut Rusia untuk menjalin kontak dengan armada angkatan laut Prancis yang tengah menuju Laut Tengah yang dipimpin sebuah kapal induk. Rusia memperlakukan Prancis sebagai sekutunya.

"Kita perlu membuat rancangan bersama dengan mereka untuk aksi gabungan laut dan udara," kata Putin kepada para panglima militernya.

"Mungkin saat ini koalisi besar bersama Rusia dimungkinkan," kata Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian kepada saluran televisi TF1 Selasa malam.

Hollande akan mengunjungi Putin 26 November nanti atau dua hari setelah bertemu dengan Presiden AS Barack Obama di Washington untuk membahas cara membumihanguskan ISIS.

Seorang sumber kepresidenan Prancis mengatakan, bahwa Hollande juga telah berbicara via telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani yang telah menyerukan front bersatu melawan ISIS.

Di Brussels, Le Drian meminta bantuan Uni Eropa untuk pertama kali sejak Pakta Lisbon 2009 dikenalkan, dengan mengatakan dia mengharapkan dukungan Eropa kepada operasi Prancis di Suriah, Irak dan Afrika.

Ke-28 anggota Uni Eropa menyanggupi permintaan Prancis ini, namun tidak menjelaskan bentuk bantuan mereka.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper