Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalau Serius, Pansus Harusnya Panggil Komut & OC Pelindo II

Apabila Pansus Pelindo II memiliki niat serius dan profesional, orang-orang di Komite Pemantau Risiko atau Oversight Committee (OC) Pelindo II seperti Erry Riyana Hardjapamekas,
Anggota Komisi IX DPR Rieke Diah Pitaloka (kiri) didampingi Anggota Fraksi PAN Teguh Juwarno (kanan) memimpin rapat perdana Panitia Khusus Pelindo II di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (15/10/2015). Rieke Diah Pitaloka terpilih sebagai Ketua Pansus Pelindo II dan diberi waktu selama 60 hari untuk bekerja, kemudian hasilnya dilaporkan dalam rapat paripurna./Antara-Yudhi Mahatma
Anggota Komisi IX DPR Rieke Diah Pitaloka (kiri) didampingi Anggota Fraksi PAN Teguh Juwarno (kanan) memimpin rapat perdana Panitia Khusus Pelindo II di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (15/10/2015). Rieke Diah Pitaloka terpilih sebagai Ketua Pansus Pelindo II dan diberi waktu selama 60 hari untuk bekerja, kemudian hasilnya dilaporkan dalam rapat paripurna./Antara-Yudhi Mahatma

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat ekonomi Faisal Basri mengusulkan agar Panitia Khusus DPR terkait PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II meminta keterangan dari Komite Pemantau Risiko dan Komisaris Pelindo II agar kasus ini tetap fokus pada semangat transparansi dan antikorupsi. 

“Agar keadilan dan keterbukaan yang disuarakan Pansus di DPR sejalan dengan semangat transparansi dan antikorupsi, Pansus harus memanggil dan meminta keterangan Komisaris Utama dari Pelindo II Tumpak Panggabean, mantan Ketua KPK,” ujarnya melalui keterangan resmi, Selasa (18/11/2015).

Menurutnya, apabila Pansus Pelindo II memiliki niat serius dan profesional, orang-orang di Komite Pemantau Risiko atau Oversight Committee (OC) Pelindo II seperti Erry Riyana Hardjapamekas, sebaiknya dimintai keterangan dalam hal persetujuan perpanjangan kerja sama layanan antara Pelindo II dan Hutchison Port Holding (HPH) untuk pengelolaan terminal Jakarta International Container Terminal (JICT).

Dengan memanggil komisaris yang mantan petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), jelasnya, maka pansus bisa meminta keterangan pada orang yang ditunjuk untuk mengawasi kegiatan di Pelindo II.

“Sejauh ini yang dipanggil pansus justru mantan Komisaris Pelindo II yang tidak memiliki kompetensi dalam kasus tersebut."

Sementara itu, dengan melakukan pemanggilan terhadap OC dan Komut Pelindo II, Faisal menilai pansus dapat dengan gamblang mengetahui bagaimana tata kelola manajemen Pelindo II.

"Di Indonesia keberadaan OC hanya diwajibkan pada industri perbankan karena tingginya risiko yang melekat pada aktivitas bisnis perbankan. Jadi kalau Pelindo II yang urusannya logistik sampai memiliki OC artinya manajemen Pelindo mau menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Panggil dan minta keterangan OC dan komisaris dong,” katanya.

 Tim OC Pelindo II dipimpin oleh mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas beranggotakan mantan pimpinan KPK Chandra M. Hamzah, analis finansial senior Lin Che Wei, Ketua Dewan Pengurus Transparansi Internasional Indonesia (TII) Natalia Soebagjo hingga pengacara senior di bidang finansial, pasar modal dan pembangunan infrastruktur Ahmad Fikri Assegaf dan pengamat ekonomi Faisal Basri.

“Kalau pansus masih yakin Pelindo II bermasalah, sama saja menuding orang-orang yang selama ini bergerak untuk melawan korupsi dan memperjuangkan keterbukaan tutup mata. Ibu Ketua Pansus, itu kan kawan Mas Teten Masduki yang aktivis TII. Kawan kami juga," tutur Faisal Basri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper