Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Prancis Francois Hollande berjanji untuk menghancurkan kelompok yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyusul serangkaian serangan Jumat malam (13/11/2015).
Dalam pidato di parlemen kemarin, dia mengatakan Prancis akan menggencarkan pengeboman udara dengan sasaran ISIS di Suriah dan Irak. Adapun di dalam negeri, pemerintah akan merekrut 2.000 polisi tambahan dan mungkin akan mengubah konstitusi untuk memberi wewenang lebih besar kepada kepolisian.
Menurutnya, undang-undang dasar perlu diamandemen karena Prancis memerlukan alat memadai yang dapat digunakan tanpa harus menetapkan negara dalam keadaan darurat sebagimana dikutip BBC.co.uk, Selasa (17/11/2015).
Presiden Hollande juga mengatakan parlemen akan diminta untuk memperpanjang status keadaan darurat selama tiga bulan setelah diberlakukan menyusul serangan yang menewaskan 129 orang.
Sementara itu penyelidikan serangan di Paris dilaporkan dipusatkan pada seorang warga Belgia keturunan Maroko sebagai kemungkinan otak serangan. Pria itu bernama Abdelhamid Abaaoud yang tinggal di kawasan yang sama di Brussels dengan dua pelaku serangan.