Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKANDAL DIPLOMASI: Bantah Pertemuan Jokowi-Obama Pakai Perantara, Ini Penjelasan Menlu

Kementerian Luar Negeri membantah persiapan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat pada 26 Oktober 2015 lalu untuk bertemu dengan Presiden Barrack Obama menggunakan jasa perantara.nn
Presiden RI Joko Widodo dan Presiden AS Barrack Obama memberikan pernyataan kepada pers usai pertemuan keduanya di Ruang Oval, Gedung Putih, di Washington, Senin (26/10/2015) waktu setempat./Reuters-Jonathan Ernst
Presiden RI Joko Widodo dan Presiden AS Barrack Obama memberikan pernyataan kepada pers usai pertemuan keduanya di Ruang Oval, Gedung Putih, di Washington, Senin (26/10/2015) waktu setempat./Reuters-Jonathan Ernst

Kabar24.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri membantah persiapan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat pada 26 Oktober 2015 lalu untuk bertemu dengan Presiden Barrack Obama menggunakan jasa perantara.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi dalam konferensi pers di sebuah cafe di Jl Suryo Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Sabtu (7/11/2015).

"Tidak menggunakan lobbyist atau tidak membayar lobbyist dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat," katanya.

Sebelumnya ramai diberitakan bahwa sebuah perusahaan konsultan di Singapura diketahui telah membayar US$80.000 atau setara Rp1 miliar kepada firma pelobi asal Las Vegas untuk membantu Presiden Jokowi mendapatkan akses ke Gedung Putih.

Hal itu diungkapkan oleh Dr. Michael Buehler, dosen Ilmu Politik Asia tenggara pada School of Oriental and African Studies di London. Buehler mengungkapkan hal tersebut melalui artikelnya yang dipublikasikan di situs New Mandala.     

SKANDAL DIPLOMASI: Orang Singapura Ini Membayar US$80.000 Agar Presiden Jokowi Mendapatkan Akses Ke Gedung Putih

Retno menegaskan bahwa kunjungan kenegaraan Jokowi ke Amerika Serikat melalui proses panjang yang dipimpin olehnya.

Dimulai dari tanggal 10 November 2014 di sela-sela KTT APEC Beijing terjadi pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Obama dimana Obama mengundang secara lisan kepada Jokowi untuk melakukan kunjungan ke Amerika Serikat.

Undangan itu ditindaklanjuti empat bulan kemudian pada Maret 2015 ketika ada kunjungan special assistant to US President atau national security council senior director for asian affairs yang membawa surat resmi undangan dari Presiden Obama kepada Presiden Jokowi.

"Surat undangan Obama disebutkan : I am very please to invite you to the white house in to 2015 and i am confident your visit will provide and important perhaps even and historic opportunity to strengthen US Indonesia comprehensive partnership," kata Retno.

Yang kira-kira artinya "Saya gembira mengundang Anda [Jokowi] ke Gedung Putih pada tahun 2015 dan saya yakin kunjungan ini sangat penting dan merupakan kesempatan bersejarah untuk memperkuat kemitraan Amerika Serikat dengan Indonesia secara komprehensif."

Jokowi pun membalas surat resmi Obama tersebut, "Saya gembira para pejabat kita telah sepakat untuk menentukan tanggal kunjungan 26 Oktober 2015. Kita harus menugaskan para menteri dan pejabat terkait untuk memastikan suksesnya kunjungan," kata Retno membacakan surat balasan Jokowi.

Dalam surat itu juga disebutkan bahwa untuk memimpin kunjungan ini, Presiden Jokowi meminta Menteri Luar Negari RI untuk menyelesaikan hal-hal yang bersifat substantif.

"Saya akan tugaskan Menteri Luar Negeri untuk menyelesaikan hal-hal substantif dan konkret yang diharapkan dari kunjungan tersebut," ujar Retno membacakan kutipan surat Jokowi.

Retno kemudian menindaklanjuti dengan memimpin rapat persiapan kunjungan ke AS setingkat menteri hingga menemui Menlu AS John Kerry untuk menegaskan kunjungan Jokowi ke Amerika pada 26 Oktober 2015.

"Yang ingin saya sampaikan sore ini bahwa data data tadi menegaskan semua komunikasi rencana kunjungan dilakukan secara resmi, secara official dan menteri luar negeri mengkoordinir semua persiapan kunjungan, semua data terekam dengan baik dan persiapannya melibatkan banyak sekali dengan tim kita berkoordinir dengan kementerian dan lembagha lainnya," jelas Retno.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper