Kabar24.com, JAKARTA-- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan menegaskan, pertemuan antara Presiden Joko Widodo, dan Presiden Amerika Serikat (AS)Barack Obama beberapa pekan lalu bukan hasil lobi dari perusahaan Public Relation (PR) di Las Vegas.
Dia menegaskan kunjungan tersebut murni dipersiapkan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
"Tidak ada urusan Kemlu dengan pelobi-pelobi di Amerika sana. Kunker Presiden kemarin itu adalah atas undangan Presiden Obama. Tidak ada urusannya dengan lobbyist," kata Luhut di Jakarta, Sabtu (7/11/2015).
Luhut menegaskan, setelah menerima undangan dari Presiden Obama, Kementerian Luar Negeri kemudian mempersiapkan segala kebutuhan Presiden.
Dalam proses penyiapan kunjungan itu, kata dia, Kementerian Luar Negeri atau pemerintahan Indonesia tidak pernah berhubungan dengan perusahaan Public Relation asal Singapura atau Las Vegas.
"Pisahkan antara lobi dengan kunjungan kerja Presiden. Kunker sudah diatur sejak awal," katanya.
Mantan Kepala Kantor Staf Presiden itu mengatakan, Obama sudah mengundang Jokowi ke Amerika sejak pertemuan mereka pada Konferensi APEC pada November tahun lalu. Undangan resmi dari pemerintah Amerika Serikat diterima pemerintah Indonesia pada Maret lalu.
"Jadi memang Presiden Obama sendiri yang mengundang pak Jokowi," katanya.
Diurus Kemlu
Dalam persiapan kunjungan Jokowi ke Amerika, Luhut mengatakan seluruh proses dipimpin Kementerian Luar Negeri dan dibantu beberapa kementerian terkait yang bidangnya berkaitan dengan agenda pertemuan di Amerika.
"Kita yang lain hanya bantu-bantu saja. Leading minister-nya tetap Ibu Retno," katanya.
Dalam situs New Mandala, disebut bahwa Indonesia meminta bantuan sebuah konsultan public relation asal Singapura agar pertemuan antara Presiden Jokowi dan Presiden Obama dapat terealisasi. Konsultan asal Singapura itu kemudian membayar US$80 ribu pada pihak ketiga yang memfasilitas pertemuan Jokowi dan Obama.
Konsultan PR asal Singapura yang berperan dalam pertemuan tersebut adalah Pereira International PTE LTD. Konsultan itu membuat kontrak dengan Perusahaan PR di Las Vegas, R&R Patners Inc, dengan bayaran senilai 80 ribu dolar AS. R&R Patners bertugas mengomunikasikan kepentingan RI ke AS yang fokusnya, antara lain, masalah keamanan, perdagangan, ekonomi.