Kabar24.com, KUPANG -- Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ada jembatan fenomenal karena banyak merenggut korban jiwa hingga disebut jembatan pencabut nyawa.
Jembatan Liliba, di Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kupang, adalah jembatan yang paling banyak dijadikan tempat orang mengakhiri hidup dengan cara terjun dari jembatan.
"Jadi ini boleh disebut jembatan fenomenal karena banyak masyarakat, khusususnya kaum pria yang terjun di sini, konon katanya alasan terjun bunuh diri adalah karena patah hati," ujar Rafael M. Beding, warga Kota Kupang kepada Bisnis.com, Rabu (28/10/2015).
Jembatan Liliba dibangun pada tahun 1994 dengan panjang 135 meter yang menghubungkan Kota Kupang dalam jarak yang lebih dekat menuju Bandar Udara El Tari. Warga yang frustasi mengakhiri hidup di jembatan ini karena melihat jarak jembatan dengan dasar sungai Liliba sekitar 200 meter.
"Jembatan ini sebenarnya banyak manfaatnya, tetapi jadi terkenal justru karena maraknya bunuh diri, sebulan bisa dua kali kejadian," jelas Rafael.
Berdasarkan data yang dihimpun, pada awal Mei 2015, misalnya, pengusaha Bugis yang tinggal di Kota So'e, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT ditemukan tewas di dasar sungai setelah terjun bebas dari jembatan tersebut.
"Makanya dulu disini sempat ada tulisan 'Dilarang Bunuh Diri di sini dan di Tempat Lain.' Pernah juga ada dari Komunitas Kristen memasang peringatan dilarang bunuh diri dengan ayat Alkitab," sambung Rafael.
Rafael pun mengusulkan, sebaiknya Pemerintah Kota Kupang memasang jaring-jaring di bawah jembatan agar warga yang berniat bunuh diri untuk alasan apapun bisa terselamatkan.
"Saya ingin usul mengapa pemerintah tidak pasang saja jaring-jaring di bawah jembatan, jadi kalau ada warga yang mau bunuh diri tidak meninggal," ungkap Rafael.