Kabar24.com, JAKARTA-- Kebakaran lahan telah membawa petaka asap bagi banyak daerah di Sumatra dan Kalimantan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempercepat lawatannya dari Amerika Serikat dan langsung terbang menuju Palembang. Di daerah Ogan Komering Ilir, hingga Sabtu (31/10/2015) mendatang, Presiden Jokowi akan berkantor.
Pengamat politik Syamsuddin Harris menilai, peran Puan Maharani sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tak begitu terlihat.
Padahal, beberapa menteri teknis yang terlibat dalam evakuasi korban berada dalam lingkar tanggung jawab Puan.
"Puan tidak terlihat tampil,” ujar Syamsuddin, Kamis (29/10/2015).
Menurut Saymsuddin, Puan mestinya lebih banyak tampil, karena selama ini hasil kerjanya sebagai Menteri Koordinator tidak begitu terlihat. Selain itu, Syamsuddin mengatakan, harusnya Puan dapat bersikap lebih tegas dan efektif.
“Seperti kurang koordinasi,” katanya.
Syamsuddin menambahkan, sebagai Menteri Koordinator, Puan Maharani mestinya bisa menjalin koordinasi yang baik dengan kementerian di bawahnya.
“Dia kan koordinator, yang mengkoordinasi. Yang menjalankan tugas, kan, tetap kementerian di bawahnya. Kalau tidak berjalan baik, berarti koordinasinya juga tidak baik,” tutur Syamsuddin.
Dia mengungkapkan, bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ada di bawah Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, dan sudah semestinya koordinasi dijalankan Puan terhadap staf dan bawahannya.
Kritik terhadap Puan terkait dengan kabut asap ini juga pernah dilayangkan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).
“Menteri Puan Maharani seharusnya memberikan perhatian khusus pada bencana kebakaran hutan ini,” ucap Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Abetnego Tarigan.
Kabut asap kini menyelimuti lima provinsi di Kalimantan dan Sumatera sejak tiga bulan lalu. Bencana semacam ini terjadi setiap tahun, selama 18 tahun terakhir.
Hingga kini pemerintah dianggap belum berhasil mengatasi masalah tersebut dan belum mampu memberikan solusi agar kasus serupa tak lagi terjadi pada kemudian hari.