Bisnis.com, ATAMBUA - Masyarakat Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan puncak musim kering yang menyebabkan krisis air.
Dalam pengamatan Bisnis.com, suhu udara jalanan Kota Atambua terbilang cukup panas. Area persawahan yang mestinya menjadi hamparan hijau nan subur ditemukan berwarna coklat akibat puncak kekeringan bulan ini.
"Saat ini mungkin sudah lima bulan hujan tidak turun, kami mulai mengalami krisis air," ujar Nikodemus, salah satu warga Atambua kepada Bisnis.com, Selasa (27/10/2015).
Fenomena kekeringan yang kritis ini tak hanya melanda warga Kota Atambua. Salah satunya adalah Desa Buk, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Akibat kekeringan dan krisis air, warga Desa Buk mendapatkan bantuan air bersih kiriman Kodim 1618 TTU.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Bisnis.com, kekeringan yang melanda Desa Buk karena sumber mata air mulai mengering. Alhasil untuk mendapatkan air bersih warga desa harus berjalan kaki sejauh lebih dari enam kilometer ke sungai di perbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste.
"Krisis air ini membuat kami juga sulit mengonsumsi air. Tetapi ini kan memang sedang puncak musim kemarau, semoga sesudah musim ini bisa kembali subur dan air kembali tersedia," ujar Lorenz salah satu warga Atambua lain kepada Bisnis.com.