Kabar24.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengeluarkan surat edaran mengenai penanganan pendidikan pada daerah terdampak bencana asap yang ditujukan kepada kepala daerah. Terdapat sembilan poin dalam surat edaran tersebut.
Sembilan poin tersebut yakni kegiatan belajar-mengajar di satuan pendidikan harus ditiadakan dan siswa belajar dirumah jika Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) berada di atas ambang berbahaya. Nilai ambang batas ISPU berbahaya untuk meliburkan kegiatan belajar-mengajar adalah 200 untuk tingkat PAUD dan SD, serta 300 untuk tingkat sekolah menengah.
"Dalam situasi bencana seperti ini, maka prioritas utama adalah kesehatan dan keselamatan anak-anak. Demikian juga kesehatan dan keselamatan pendidik dan tenaga kependidikan," ujar Anies melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Jakarta, Selasa (27/10/2015).
Poin kedua yakni, selama diliburkan sekolah diharapkan memberikan tugas terstruktur yang mendorong siswa tetap belajar. Poin ketiga, Pemda diminta memanfaatkan satuan pendidikan yang memenuhi persyaratan kesehatan dan keselamatan. Pemda diminta melakukan pengisolasian ruang kelas, pemanfaatan alat penyaring udara dan berbagai alat yang dapat membantu sirkulasi udara bersih.
Poin keempat, pemda juga diminta untuk tetap memberikan tunjangan profesi dan tunjangan lainnya kepada pendidik dan tenaga kependidikan selama sekolah diliburkan akibat kabut asap. Selanjutnya, pemda hendaknya memanfaatkan fasilitas pemerintah yang memenuhi standar keselamatan dan kesehatan untuk menjadi lokasi sementara kegiatan belajar-mengajar.
Kemudian, sekolah yang meliburkan kegiatan belajar lebih dari 28 hari maka diberikan penyesuaian waktu belajar, termasuk penyesuaian kalender akademik lainnya. Poin ketujuh, Kemdikbud meminta agar sekolah menghindari pembebanan biaya pendidikan yang memberatkan masyarakat.
“Pemda juga diminta mendorong media lokal baik cetak ataupun elektronik untuk menayangkan materi pendidikan,” tambahnya.
Terakhir, Kemdikbud akan menyediakan bantuan sosial secara selektif kepada Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang melakukan pengayaan kepada siswa yang terkena dampak kabut asap.
Sejumlah daerah di Indonesia telah diselimuti kabut asap selama berbulan-bulan. Bahkan, banyak sekolah di Kalimantan Tengah meliburkan kegiatan belajar mengajar selama lebih dari 30 hari akibat kabut asap.