Bisnis.com, JAKARTA -- Angka buta aksara di Indonesia semakin menurun dan sudah melampaui target yang ditetapkan United Nations Educational Scien - tific and Cultural Organization (UNESCO). Yakni, sebesar 3,7% dari total populasi berusia 15-59 tahun.
Kasubdit Program dan Evaluasi Direktorat Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Pahala Simanjuntak mengatakan, meskipun angka itu telah melampaui target yang ditetapkan UNESCO, yaitu maksimal 5% dari jumlah penduduk suatu negara pada tahun 2015, sesungguhnya jumlah tersebut masih terbilang cukup besar, yakni sebesar 5,9 juta orang.
"Hal itu menjadi tantangan besar kita," ujar Pahala melalui siaran tertulis yang diterima Bisnis.com, Jakarta, Minggu (25/10/2015).
Jawa Timur menjadi provinsi dengan angka tunaaksara terbesar dengan jumlah mencapai 1,4 juta orang. Berturut-turut di bawahnya adalah Jawa Tengah (943 ribu), Jawa Barat (604 ribu), Papua (584 ribu), dan Sulawesi Selatan (375 ribu).
Sementara, di tingkat kabupaten/kota, Jember menjadi kota terpadat buta aksara dengan angka mencapai 167 ribu orang. Menyusul di bawahnya adalah Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Deiyai.
Untuk memberantas angka buta aksara ini, Kemendikbud mengumpulkan seluruh kepala dinas pendidikan dari seluruh provinsi pada acara Hari Aksara Internasional selama tiga hari. Melalui kegiatan peringatan ini diharapkan pembe rantasan buta aksara dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun.
Untuk memberantas angka buta aksara ini, Kemendikbud mengumpulkan seluruh kepala dinas pendidikan dari seluruh provinsi pada acara HAI selama tiga hari. Melalui kegiatan peringatan ini diharapkan pemberantasan buta aksara dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun.
"Kami berharap target tercapai dalam dua tahun. Pengembangan pendidikan keaksaraan ke depan harus di kembangkan untuk memperkuat kemandirian dan kewirausahaan," ujarnya.
Saat ini, pemerintah telah memfasilitasi sekitar 100 lembaga penyelenggara program Keaksaraan Usaha Mandiri dan Aksara Kewirausahaan, seperti pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), sanggar kegiatan belajar (SKB), dan lembaga kursus dan pelatihan (LKP). Pemerintah akan terus mendorong lembaga-lembaga tersebut dengan berbagai macam penghargaan agar mereka semakin termotivasi.
"Melalui program lanjutan pascakeaksaraan dasar ini banyak warga belajar yang akhirnya memiliki keterampilan dan mampu memiliki usaha, baik secara pribadi maupun kelompok," kata Pahala.
Terkait peringatan HAI 2015, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi tuan rumah HAI ke-50 tingkat nasional 2015 yang digelar selama tiga hari di Lapangan Karangpawitan pada 22-24 Oktober 2015. Tema HAI di Indonesia pada tahun ini adalah Aksara untuk Menumbuhkan Budi Pekerti.
"Melalui kegiatan peringatan ini diharapkan program pendidikan keaksaraan dalam rangka pemberan tasan buta aksara dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan dengan baik untuk membangun keadaban dan keunggulan pembangunan berkelanjutan di Indonesia," pungkasnya.