Bisnis.com, PADANG --- Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat menyatakan jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di provinsi itu menurun pada minggu ke-41 tahun 2015.
"Setiap minggu kita melakukan pendataan terhadap penderita ISPA di seluruh daerah. Saat ini jumlah penderita sebanyak 2.473 orang," kata Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Barat Reydonnizar Moenek didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini Savitri dalam konferensi pers di Padang, Kamis (22/10/2015) malam.
Dibandingkan pada minggu-minggu sebelumnya, angka tertinggi terjadi pada minggu 35 (30 Agustus - 6 September) dengan jumlah penderita 5.698 orang dan minggu 36 dengan angka 3.123 orang.
"Dengan turunnya angka itu kami berpendapat kesadaran masyarakat akan kesehatan telah timbul, dan memproteksi diri seperti menggunakan masker," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini Savitri menambahkan selain ISPA, asap juga berpengaruh terhadap mata dan kulit. Sehingga diharapkan masyarakat tidak hanya fokus terhadap ISPA.
"Umumnya penderita akan mengeluh dan merasa gatal di bagian kulit, sedangkan mata bisa mengalami iritasi," jelasnya.
Rosnini mengimbau agar masyarakat tetap menggunakan masker dalam menjalankan aktivitas masing-masing.
Sebelumnya untuk daerah Sumbar, berdasarkan pengukuran konsentrasi partikel debu (PM10), kualitas udara Kabupaten Dharmasraya dinyatakan berbahaya.
Selain itu juga terdapat daerah lain yang berkategori sangat tidak aman, yaitu Kota Padang Panjang, Payakumbuh, Bukittinggi, Sawahlunto, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Sijunjung, serta Agam.
Pj Gubernur Sumbar telah memberikan persetujuan sejumlah daerah yang meminta izin meliburkan sekolah pada Jumat ini dan Sabtu (24/10). Daerah itu adalah Kabupaten Dharmasraya, Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh, dan Solok.
KABUT ASAP: Penderita ISPA di Sumbar Turun Pada Pekan Ke-41
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat menyatakan jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di provinsi itu menurun pada minggu ke-41 tahun 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium