Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginstruksikan evaluasi penanganan kebakaran lahan dan hutan, serta melakukan evakuasi korban kabut asap.
Dalam pembukaan rapat terbatas tentang kebakaran hutan dan lahan, Presiden Jokowi mengatakan langkah-langkah pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan penanganan korban kabut asap harus dievaluasi. Pasalnya, jumlah titik panas di Sumatra, Kalimantan, bahkan Sulawesi dan Papua terus terpantau dari satelit.
Titik panas terbanyak berlokasi di Pulau Sumatra 826 titik dan Kalimantan 974 titik. "Kondisi ini sangat berdampak dan sudah masuk dalam kategori yang sangat tidak sehat," tegas Jokowi di Kantor Presiden, Jumat (23/10/2015).
Untuk itu, Jokowi menginstruksikan proses evakuasi warga, terutama anak dan bayi, ke kantor-kantor pemerintahan daerah. Misalnya, ke kantor Bupati, Puskesmas, maupun rumah sakit daerah yang dikondisikan dengan alat pembersih udara sehingga memiliki kualitas udara yang cukup baik.
"Saya pikir tidak perlu dievakuasi di luar kota karena bisa saja evakuasi itu di kota itu. Kalau dievakuasi keluar kota juga akan menyulitkan," tuturnya.
Jokowi menugaskan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek untuk memobilisasi bantuan kesehatan dari pihak kementerian, swasta, maupun BUMN.
"Saya kira harus sudah mulai ke arah sana. Baik untuk yang berkaitan dengan ISPA yang berkaitan dengan kesehatan lainnya yang terdampak dari asap," kata presiden.
Terkait pendidikan, Presiden Jokowi menginstruksikan agar menteri dan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turun langsung ke daerah kebakaran lahan untuk memantau kesiapan para siswa dalam menghadapi ujian akhir semester.
Solusi dari Kemendikbud diharapkan dapat membuat para siswa dan orang tua siswa tenang dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar yang sempat diliburkan akibat kabut asap.