Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabut Asap Kian Pekat, Pemkot Palangkaraya Liburkan Sekolah

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya kembali meliburkan sekolah hingga 31 Oktober 2015 karena masih pekatnya kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Sejumlah kendaraan melintas diatas jembatan Siak III ketika kabut asap kiriman kembali menyelimuti Pekanbaru, Riau, Minggu (11/10)./Antara
Sejumlah kendaraan melintas diatas jembatan Siak III ketika kabut asap kiriman kembali menyelimuti Pekanbaru, Riau, Minggu (11/10)./Antara

Bisnis.com, PALANGKARAYA - Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya kembali meliburkan sekolah hingga 31 Oktober 2015 karena masih pekatnya kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Kebijakan meliburkan tersebut berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas lainnya, kata Kepala Disdik Palangka Raya Norma Hikmah, Kamis (22/10/2015).

"Kami menyadari panjangnya libur sekolah akan berdampak pada para siswa akan tertinggal banyak materi pelajaran, tapi sekarang ini kesehatan harus lebih diutamakan. Kesehatan itu paling penting," tegasnya.

Akibat pekatnya kabut asap, sekolah di Palangka Raya telah diliburkan sebanyak tujuh kali. Libur pertama di mulai pada 10-16 September 2015, dilanjutkan 17-23 September, 25 September sampai 2 Oktober, 3-6 Oktober, 16-17 oktober, 19-21 Oktober dan diperpanjang sampai 31 Oktober 2015.

Norma mengatakan kebijakan libur harus dilakukan karena kalau dipaksakan tetap sekolah, dapat dipastikan proses belajar mengajar tidak akan efektif, bahkan rawan merebaknya penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ataupun penyakit lainnya.

"Kita bisa lihat sendiri, kabut asap di Palangka Raya dari pagi sampai malam sangat pekat. Dinas Kesehatan kan juga menyarankan agar selama kabut asap mengurangi aktivitas di luar ruangan," katanya.

Kepala Disdik Palangka Raya itu mengakui kebijakan meliburkan sekolah diikuti dengan meminta para guru memberikan pekerjaan rumah kepada para siswa merupakan salah satu upaya mengejar ketertinggalan materi pelajaran.

Dia mengatakan pemberian pekerjaan rumah tersebut seharusnya menjadi tantangan sekaligus peran orangtua membimbing anak-anaknya agar belajar mandiri selama libur sekolah.

"Pasti banyak pekerjaan rumah yang diberikan para guru, karena semua mata pelajaran. Kami mohon bantuan dari para orangtua agar membimbing anak-anaknya mengerjakan tugas yang diberikan," demikian Norma.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper