Bisnis.com, PONTIANAK - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat Abdul Manaf Mustafa mengatakan pihaknya akan melatih petugas khusus untuk penanganan rabies.
"Kami sangat konsen untuk menuntaskan penyebaran penyakit rabies akibat gigitan anjing di Kalbar, karena beberapa daerah di provinsi ini masih endemik untuk penyakit itu," kata Manaf di Pontianak, Selasa (20/10/2015).
Dia juga menyatakan berterima kasih atas bantuan pemerintah pusat untuk menangani permasalahan penyebaran rabies di Kalbar.
Dia menjelaskan, sebagai upaya untuk melatih SDM dan tenaga operasional lapangan, pihaknya baru-baru ini mendapatkan bantuan dari Komisi Nasional Zoonosis yang telah menyalurkan dana sebesar Rp600 juta.
Selain untuk pelatihan, dana tersebut juga akan digunakan untuk penanganan langsung Rabies.
Manaf menjelaskan dalam waktu dekat, pihaknya akan menurunkan tim ke lokasi-lokasi rabies untuk melatih sumber daya manusia mengenai cara melakukan vaksinasi.
Selain itu, pihaknya juga akan mengirimkan tenaga laboratorium untuk mengecek protektif tidaknya vaksinasi yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, lanjut Manaf, hanya dua kabupaten tertular, tetapi kemudian menjadi empat kabupaten. Sebelumnya kasus gigitan terjadi pada 17 kecamatan, kemudian menjadi 44 kecamatan.
"Sebelum KLB, jumlah gigitan sebanyak 224 kasus. Setelah KLB menjadi 748 kasus dengan korban jiwa sebanyak 20 orang," tuturnya.
Berbagai upaya dilakukan untuk menangani rabies. Salah satunya melakukan vaksinasi.
"Makanya, kami akan mengirim tenaga laboratorium untuk melihat apakah vaksinasi yangd ilakukan protektif atau tidak," katanya.
Manaf mengatakan data terakhir menyebutkan terjadi peningkatan kasus gigitan anjing yakni mencapai 779 kasus dan belum ada tambahan korban jiwa.
"Tetapi tambahan itu bukan berasal dari daerah wabah, melainkan daerah terlaporkan. Kasus gigitan anjing itu terus dipantau," kata Manaf.