Kabar24.com, JAKARTA -- Kasus penindasan di sekolah atau bullying yang kerap terjadi belakangan ini semakin meresahkan masyarakat terutama orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya.
Ketua Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti mengatakan, kasus bullying di sekolah tidak dapat diselesaikan dari satu sektoral saja, namun banyak pihak yang harus turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Sebagai pendidik dan penggiat pendidikan, saya sangat prihatin dengan berbagai peristiwa kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan, untuk itu perlu ada kerjasama antar sektor dalam memerangi kekerasan yang terjadi di sekolah seperti yang sering terjadi saat ini," ujar mantan kepala SMA Negeri 3 Jakarta itu saat dihubungi, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Menurut Retno, tidak hanya guru, orangtua dan siswa juga harus diberi pendidikan untuk menjauhi tindakan bullying.
"Tidak hanya siswa yang dikonseling, para guru juga membutuhkan konseling karena para guru juga manusia biasa yang tidak jarang memiliki masalah dalam kehidupan rumah tangganya. Jangan sampai masalah pribadinya di rumah terbawa ke dalam ruang kelas sehingga menimbulkan ketidaknyaman siswanya," kata kepala SMK 13 Jakarta ini.
Retno melanjutkan, guru juga harus dibekali ilmu psikologi anak dan ketrampilan mencegah dan menangani kekerasan di sekolah.
"Impunitas bagi para pelaku kekerasan tidak akan pernah memutus mata rantai kekerasan di sekolah. Jadi siapapun pelaku kekerasan di sekolah, harus mendapatkan tindakan tegas sesuai peraturan perundangan yang berlaku," tandasnya.
Selain itu, lanjut Retno, peran orangtua sangat penting dalam membantu anak terhindar dari bullying di sekolah. Pola asuh orangtua di rumah akan berpengaruh pada sikap dan perilaku anaknya terhadap berbagai bentuk kekerasan.
"Berdasarkan pengalaman saya sebagai pendidik, orangtua yang dekat dengan sang anak akan mengetahui perubahan diri si anak, misalnya ketika anak menjadi korban kekerasan maka bisa saja dia menunjukkan sikap murung atau menutup diri. Orangtua harus peka melihat gejala tersebut dan mengajak anaknya bicara, kemudian mencarikan solusinya," tuturnya.
Untuk itu, kata Retno, untuk memberantas kekerasan yang terjadi di sekolah perlu di lakukan sosialisasi aturan terkait kedisiplinan di sekolah dengan orangtua siswa. Selain itu, juga harus ada pelatihan terhadap para guru untuk wawasan keragaman, kekerasan, organisasi profesi guru, anggaran dan pendagogik harus di programkan secara serius, terencana, dan berkelanjutan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.