Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menilai Indonesia tidak perlu membeli pesawat baru untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan teknologi modifikasi cuaca,.
Menurut Kepala UPT Hujan Buatan BPPT, F Heru Widodo, untuk menambah jumlah pesawat yang digunakan untuk menabur garam dalam penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) Indonesia hanya perlu memodifikasi pesawat yang ada.
"Kita tidak rekomendasikan untuk beli pesawat baru, karena BPPT telah mendesain ulang pesawat yang sudah ada. Jadi tidak perlu beli baru," ujar Heru dalam diskusi pemanfaatan teknologi untuk penanggulangan bencana di Ruang Komisi Utama BPPT, Jakarta, Selasa (20/10/2015).
Heru mengatakan, pesawat yang dimiliki Indonesia saat ini dapat di desain ulang menjadi sistem spraying.
"Contohnya pesawat CN235 sudah di desain dengan sistem mekanik building. Ini nanti bisa kita desain ulang juga powder diganti bisa untuk ngangkut air juga," papar Heru.
Heru menuturkan, dengan mendesain ulang pesawat yang sudah ada di sesuaikan dengan kebutuhan saat ini, akan lebih efektif dalam segi pembiayaan dibandingkan dengan membeli pesawat model baru.
"Pembiayaan untuk mendesain ulang hanya dibutuhkan Rp1-2 miliar, segi pembiayaan jauh lebih hemat kalau kita perbaiki yang sudah ada," tuturnya.
Saat ini, Indonesia hanya memiliki satu pesawat milik satuan udara pertanian (satu tani) yang saat ini masih berfungsi.
"Dulu satu tani punya banyak tapi yang masih berfungsi tinggal satu yang lain grounding," katanya.
Menurut Heru, untuk melakukan upaya penanggulangan kebakaran atau kekeringan, dibutuhkan tiga satgas TMC.
"Masing-masing satgas harusnya ada 10 pesawat," paparnya.
Untuk itu, dalam penyediaan pesawat TMC dibutuhkan dukungan bersama dengan TNI Angkatan Udara dalam pemenuhan pesawat guna penanggulangan bencana.