Kabar24.com, JAKARTA - Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan di wilayah Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan sebagian Kalimantan Selatan telah mengganggu kegiatan belajar mengajar diwilayah terdampak asap tersebut.
Pihak sekolah terpaksa meliburkan para siswanya untuk beberapa minggu.
Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad mengatakan kondisi terparah terjadi pada pertengahan September.
Saat itu semua sekolah di Riau bahkan meliburkan muridnya selama satu hingga dua minggu.
"Di Riau ada 3.588 SD, 1.079 SMP, 440 SMA, dan 280 SMK yang sempat diliburkan. Kalau di Jambi ada lima kabupaten. Adapun yang di Kalimantan karena masih normal jadi tidak ada yang melaporkan," ujar Hamid di kantor Kemdikbud, Kamis (15/10/2015).
Hamid menambahkan, saat libur siswa diberi tugas terstruktur. Setiap Senin, tutur dia, guru akan memberi tugas. Kemudian pada Selasa dan Rabu tugas akan dikoreksi.
Beberapa pembelajaran mandiri lainnya yang difasilitasi Kemendikbud, yakni penambahan jam tayang TV Edukasi dan media belajar berjaringan yang bisa diakses melalui internet. Selain itu pengiriman bahan ajar dalam berbagai format dan alternatif.
"Namun pembelajaran elektronik tidak banyak digunakan karena sulit melakukan pembelajaran melalui TV atau ruang belajar yang berbentuk elektronik," terangnya.
Mengingat pembelajaran itu kurang efektif, pihak Kemendikbud hanya memfasilitasi regulasi untuk mengatasi masalah di lapangan. Misalnya, kata Hamid, kebijakan anak masuk selama satu hingga dua jam ke sekolah hanya untuk memberikan tugas.
"Sementara bantuan lainnya yaitu pemberian masker kepada anak-anak sekolah. Mulai awal Oktober anak-anak sudah kembali sekolah," ucapnya.
Untuk mengejar ketertinggalan bahan ajar, Kemendikbud telah mengimbau kepada dinas pendidikan setempat untuk menambah jam pelajaran.
"Semua sekolah di daerah terdampak asap sekarang sudah bersekolah seperti biasa. Untuk mengejar ketinggalan, jam belajar ditambah 1-2 jam," ujarnya.
Selain itu, untuk mengejar ketertinggalan bahan ajar karena diliburkannya sekolah akibat bencana asap yang menimpa sejumlah daerah, Kemendikbud mengimbau untuk mengurangi waktu libur sekolah.
"Libur sekolah dikurangi jadi satu minggu saja untuk mengejar ketinggalan pelajaran," katanya.