Kabar24.com, JAKARTA -- Lima mahasiswa Universitas Brawijaya Malang menciptakan "Electrical Insemination Gun" (EI-GUN). Alat ini berfungsi untuk inseminasi buatan dengan menggunakan semen atau sperma segar hewan ternak.
Ketua tim peneliti EI-GUN Mirza Ita Dewi Adiana mengatakan, dalam proses inseminasi buatan (IB) diperlukan bahan semen segar. Selanjutnya dilakukan proses pembekuan semen yang membutuhkan keterampilan khusus dengan alat impor dari Jerman .
"Alat EI-GUN ini dikhususkan untuk IB semen segar, sehingga peternak tinggal mengejakulasi dan mengawinkan ternak tanpa alat impor dengan harga mahal seperti yang digunakan selama ini. Untuk saat ini alat EI-GUN ini kami terapkan untuk IB pada kambing dan kalau sudah berhasil, akan kami kembangkan lagi pada ternak besar seperti sapi," papar Mirza dalam keterangan tertulis, Kamis (8/10/2015).
Mirza mengemukakan, ide pembuatan EI-GUN dilatarbelakangi masalah kecukupan pangan yang mengandung protein hewani di Indonesia.
Rendahnya konsumsi protein hewani di Indonesia, kata Mirza, sangat dipengaruhi oleh lambatnya pertumbuhan produktivitas populasi ternak yang ada di daerah. Hal itu menyebabkan mahalnya harga pangan sumber protein hewani.
"Melihat kondisi tersebut kami terdorong untuk menciptakan alat EI-GUN yang berfungsi untuk IB atau mengawinkan ternak dengan menggunakan semen (sperma) segar," ujarnya.
Mirza mengatakan, pembuatan alat EI-GUN mendapat bantuan dana hibah dari Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diusulkan pada 2014.
Dosen Fakultas Peternakan, Gatot Ciptadi, menyebutkan saat ini EI-GUN mulai diaplikasikan di tempat mitra kerja kampus tersebutt.
Menurut Gatot, alat EI-GUN sangat membantu proses IB dengan menggunakan semen segar. Pasalnya, untuk sekali ejakulasi hewan ternak, sperma yang dihasilkan bisa digunakan untuk mengkawinkan beberapa ekor ternak sekaligus.
Hal tersebut dibenarkan Sumali, salah seorang inseminator kambing boer di wilayah Malang Raya.
"Alat ini lebih unggul dibanding alat gun biasa, sehingga saya pribadi merekomendasikan kepada seluruh inseminator maupun petani peternak, alangkah baiknya jika mengaplikasikan alat EI-GUN itu," kata Sumali.
EI-GUN menggunakan sistem elektrik dan bersifat portable. Karena sudah dimodifikasi secara khusus, alat bertenaga listrik tersebut tidak akan menyakiti ternak jika terjadi arus hubungan pendek (korsleting), terkena air atau kesalahan lainnya.
Pada penyempurnaannya, EI-GUN akan dilengkapi mini camera medis dan Tft lcd yang berguna untuk mempermudah mendisposisikan semen pada serviks ternak betina.
Alat yang telah terdaftar hak patennya di Sentra HKI LP3M itu berhasil mengantarkan lima mahasiswa tersebut melaju pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 di Universitas Halu Oleo, Kendari-Sulawesi Tenggara.
Pimnas diselenggarakan pada 5 --- 10 Oktober 2015.