Bisnis.com, MEDAN - Beberapa hari belakangan, Sumatra Utara terkena dampak kebakaran lahan yang terjadi di beberapa provinsi di Sumatra. Asap semakin pekat terlihat di Medan dan sekitarnya.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan mencatat, kualitas udara sudah memasuki kategori tidak sehat.
Staf Pelayanan Jasa Cuaca BMKG Wilayah I Medan Lestari Irene Purba menuturkan, pada pukul 00.00 WIB hari ini, Kamis (1/10/2015), kadar udara di Medan sempat masuk ke level berbahaya yakni 478 PSI (Particulate Standard Index). Adapun, mulai pukul 07.00-09.00 WIB, mulai mereda ke 284 PSI.
"Tapi ini juga masih termasuk tidak sehat, karena kadar PSI yang normal adalah 150 mikro gram per meter kubik partikel. Penyebab utamanya tentu asap kiriman dari kebakaran lahan di Sumsel, Jambi dan Riau. Asap ini terbawa angin dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan 15 knot. Sebenarnya, arah utamanya ke Malaysia, tapi Sumut terkena dampak juga," papar Lestari, Kamis (1/10/2015).
Sementara itu, dampak asap juga memperparah jarak pandang di Bandara Kualanamu. Lestari menyebutkan, pagi tadi, jarak pandang hanya 800 meter. Jarak tersebut termasuk berbahaya bagi penerbangan pesawat kecil yang seharusnya memiliki jarak pandang 2 km.
Kondisi hotspot (titik api) yang terpantau dari Satelit Terra Aqua BMKG pada hari ini tercatat berjumlah 192 titik. Terjadi penurunan dibandingkan dengan jumlah titik api kemarin yang mencapai 253 titik.
Titik api paling banyak berada di Sumsel yakni 168 titik, kemudian di Jambi 18 titik, Riau empat titik dan Aceh dua titik. Sementara itu, di Sumut tidak ada terlihat titik api.