Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan Albania menandatangani persetujuan bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas guna lebih mendorong interaksi dan kerja sama kedua negara.
Persetujuan tersebut ditandatangani dalam pertemuan bilateral Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Albania Ditmir Bushati, di New York, Amerika Serikat, di sela-sela penyelenggaraan Sidang Majelis Umum PBB ke-70 pada Sabtu (26/9/2015).
Selain perjanjian tersebut, keduanya juga meneken MoU Konsultasi Bilateral RI-Albania yang menandai keinginan dari kedua negara untuk meningkatkan hubungan di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan, dan kerja sama lainnya.
“Kedua negara merasa sangat senang dengan telah ditandatanganinya kedua perjanjian pada hari ini. Kedua perjanjian tersebut akan dapat lebih meningkatkan hubungan kerja sama bilateral,” kata Menlu Retno dalam rilisnya, Minggu (27/9/2015) malam.
Dia menuturkan upaya peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara menjadi perhatian dalam pertemuan bilateral tersebut. Kualitas hubungan kedua negara terus meningkat dan saat ini masih banyak peluang untuk meningkatkan kerja sama khususnya di bidang perdagangan dan investasi.
Sejumlah isu yang menjadi perhatian bagi Indonesia dalam pertemuan yakni upaya peningkatan perdagangan khususnya di bidang prepared/preserved fish and caviar, kertas, permesinan dan karet.
Menlu RI juga menyampaikan pentingnya penguatan hubungan antar kelompok swasta sebagai motor penggerak kerja sama ekonomi kedua negara.
Dalam upaya untuk memperat hubungan bilateral, Menlu RI menyampaikan rencana pengangkatan Konsul Kehormatan RI di Albania.
“Penunjukan Konsul Kehormatan di Albania tidak saja dapat mempererat hubungan kedua negara, namun juga akan mempermudah untuk menjaga berbagai kepentingan Indonesia di Albania,” katanya.
Dalam pertemuan Menlu RI juga meminta dukungan Albania atas rencana Indonesia untuk menjadi anggota Dewan Keamanan PBB 2019-2020.
Albania merupakan mitra dagang RI ke-20 di Eropa Tengah dan Timur dengan nilai perdagangan pada 2014 mencapai USD 7,5 juta dimana RI surplus USD 5,8 juta. Adapun RI merupakan mitra dagang terbesar ke-2 di kawasan ASEAN pada tahun 2014.