Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA KARET: Kian Terperosok, Petani Teriak

Petani karet Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengeluhkan harga karet yang semakin anjlok di daerah itu.
Petani karet Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengeluhkan harga karet yang semakin anjlok di daerah itu./JIBI
Petani karet Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengeluhkan harga karet yang semakin anjlok di daerah itu./JIBI

Bisnis.com, BENGKALIS -  Petani karet Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengeluhkan harga karet yang semakin anjlok di daerah itu.

Harga karet yang hanya berharga Rp 4.500 per kilogram membuat petani karet di daerah itu menjerit karena sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Jika harga karet terus seperti ini apa lagi yang mau kami makan, untuk membeli kebutuhan sehari-hari saja tidak cukup, sedangkan harga kebutuhan pokok semakin melonjak naik," kata warga kecamatan bukit batu, Sudarman di Bengkalis, Senin (21/9/2015).

Ia mengatakan, sebelumnya harga karet Rp5.500 per kilogram (Kg), namun, dalam beberapa minggu terakhir harga karet kembali anjlok dengan harga Rp4.500 per Kg.

Ia berharap pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setempat mencarikan solusi tentang harga karet yang semakin membuat petani karet menjerit kesusahan.

Sementara itu, warga Kecamatan Bengkalis, Tutinah (53) juga mengeluhkan hal yang sama terkait semakin susahnya kehidupan menjadi petani karet.

"Harga sembako semakin naik, malah harga karet semakin anjlok, terlebih lagi sering hujan lebat, kalau hujan petani karet jelas tidak dapat melait karet, yang susah semakin susah rasanya," kata Tutinah, warga Desa Air Putih Kecamatan Bengkalis yang telah berpuluh tahun menjadi petani karet.

Penghasilannya dalam melait karet juga tidak bisa mencukupi kebutuhannya meski hanya hidup sebatang kara.

"Walaupun saya hidup sendiri di rumah, karena suami sudah lama meninggal tetap saja penghasian karet ini tidak bisa mencukupi, terlebih hasil karet dibagi dua dengan tuan tanah," ujarnya lagi.

Ia berharap pemerintah mencarikan solusi kesulitan petani karet saat ini.

"Kami berharap kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar mempertimbangkan dan menaikkan harga karet saat ini, soalnya, sebagai pemerintah kan juga tau petani karet itu baru seberapa pendapatannya untuk sehari-harinya," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper