Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BENCANA ASAP: Perusahaan Malaysia Terlibat Pembakaran

Konsul Malaysia di Pekanbaru Hardi Hamdin menanggapi dengan santai ihwal kabar ada perusahaan Malaysia disebut terlibat bakar lahan di Riau
Petugas pemadam kebakaran dibantu personil TNI dan Polri berusaha memadamkan lahan gambut yang terbakar di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Sabtu (5/9)./Antara
Petugas pemadam kebakaran dibantu personil TNI dan Polri berusaha memadamkan lahan gambut yang terbakar di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Sabtu (5/9)./Antara

Kabar24.com, JAKARTA-- Konsul Malaysia di Pekanbaru Hardi Hamdin menanggapi dengan santai ihwal kabar ada perusahaan Malaysia disebut terlibat bakar lahan di Riau.

"Kita serahkan saja kepada aparat kepolisian," kata Hamdin, Jumat (18/9/2015), saat evakuasi warga Malaysia di Pekanbaru.

Pihaknya menyerahkan sepenuhya kepada hukum, jika perusahaan yang dimaksud terbukti bersalah melakukan pembakaran lahan.

"Perusahan mana yang terbukti bersalah memang seharusnya dihukum," ujarnya.

Namun, kata Hamdin, untuk membuktikan perusahaan bersalah perlu dilakukan penyelidikan. Sebab, kata dia, terkadang tidak ada niat dari perusahaan untuk sengaja membakar lahan, namun cuaca panas yang saat ini melanda Riau bisa jadi pemicu terjadinya kebakaran lahan.

"Jadi tidak bisa kita katakan terlibat bakar lahan sebelum ada pembuktian," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengantongi sejumlah nama perusahaan pembakar lahan. Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta, menyatakan telah mencatat perusahaan asal Malaysia yang terlibat bakar lahan di Riau.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau Ajun Komisaris Besar Ari Rachman menuturkan, berdasarkan penyelidikan polisi ditemukan lebih dari 30 perusahaan terindikasi bakar lahan di Riau.

Lahan terbakar kebanyakan milik perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

Namun sejauh ini polisi masih menetapkan satu tersangka korporasi PT LIH yang bermarkas di Kecamatan Langgam, Pelalawan.

 "Yang lainnya masih kami selidiki," kata Ari Rachman.

Asap sisa kebakaran hutan dan lahan mengganggu aktivitas warga. Bandara Sultan Syarif Kasim II lebih dari sepekan ini lumpuh.

Sekolah diliburkan dan ribuan warga terserang ISPA. Pemerintah Riau akhirnya menetapkan status darurat asap, Senin, 14 September 2015 lantaran kualitas udara memburuk. Indeks Standar Pencemaran Udara berada di atas 300 Psi atau berbahaya.

Konsulat Malaysia mengevakuasi 173 pelajar maupun keluarga pegawainya di Pekanbaru menyusul kabut asap pekat menyelimuti Riau tidak kunjung usai.

 Warga Malaysia dipulangkan ke negaranya melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menuju Bandara Subang menggunakan pesawat militer Malaysia.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper