Kabar24.com, JAKARTA--Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengaku ditelpon Ketua Umum Partai Gerindra, Letjen (Purn) Prabowo Subianto soal pertemuannya dengan kandidat Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump.
Fadli tidak merinci apa isi pembicaraannya dengan Prabowo. Yang jelas, Fadli kemudian mengelar jumpa pers khusus, untuk menjelaskan kronologi pertemuannya dengan Donald Trump pada Senin 14 September 2015. Pada jumpa pers itu, Fadli mengaku tak ada imbalan yang dia terima saat bertemu Donald Trump, pebisnis asal Amerika Serikat yang kini berlaga dalam pemilihan presiden di Negeri Paman Sam.
"Tidak ada yang namanya 'fee' (imbalan), kita hanya mendukung setiap investor atau pengusaha yang mau datang ke Indonesia. Ini kan sesuai harapan Pak Presiden," kata Fadli Zon di DPR, Senin (14/9/2015).
Fadli menekankan pertemuan delegasi parlemen termasuk dirinya dengan Donald Trump, semata untuk kepentingan nasional dengan cara diplomasi membuka jalan investasi di Indonesia. Semua berjalan spontan, atau tidak direncanakan sebelumnya. Menurut Fadli, lantaran ada jadwal yang cocok, maka delegasi parlemen bertemu dengan Trump di AS.
"Soal Pak Hary Tanoe menjadi fasilitator, kalau dalam arti mengontak, meng-'arrange', saya kira ada benarnya. Pak Ketua DPR juga ada koneksi dan komunikasi dengan orang-orang Donald Trump. Ini semua tidak direncanakan, kami bertemu untuk silahturahmi, demi kepentingan bangsa," kata Fadli.
Fadli juga menekankan anggaran yang digunakan delegasi parlemen saat bertemu dengan Trump dikeluarkan dari kocek sendiri. Malah, kata Fadli, ia terpaksa menombok dalam membayar uang penginapan di AS.
"Ini semua kan [anggaran perjalanan dinas] nanti diaudit BPK. Teman-teman juga tolong pantau, baik di eksekutif maupun legislatif, lalu bandingkan biar 'fair' [adil]," kata Fadli.