Kabar24.com, JAKARTA-- Setelah Tuhan ditemukan di Banyuwangi, dan Nabi di Mataram, warga Palembang pun ramai membincangkan Saiton.
Betapa seru bila ada yang mempertemukan ketiganya yang kini sibuk melayani wawancara media massa dan menjadi terkenal.
Nama Saiton juga tidak membuat takut warga yang tinggal di sekitar Jalan Sukabangun atau sekitar Lebong Siarang, meski di situ terdapat pemakaman umum.
Saiton mirip kata setan yang berasal dari kata syaithan dalam bahasa Arab yang berarti setan.
Sama halnya dengan Tuhan, ternyata Saiton di Palembang hanya sekadar nama, bukan sosok menakutkan dari neraka. Saiton adalah guru Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Teknologi (Bistek) di Palembang.
"Itu nama pemberian orang tua saya puluhan tahun silam," kata Saiton, Kamis (27/8/2015).
Saiton bekerja sebagai Wakil Kepala Sekolah SMK Bistek di Jalan Sukabangun II, Kota Palembang. Dengan profesinya itu, Saiton berharap namanya tidak akan berimbas negatif pada keluarga dan institusi tempat dia mengabdi.
Saiton menuturkan, cikal bakal pemberian nama tersebut. Menurut pengakuan orangtua dan keluarganya, nama unik itu diberikan agar Saiton tidak gampang sakit dan meninggal di usia belia. Sebab, kesepuluh saudaranya bernasib kurang beruntung.
"Orangtua saya takut saya akan bernasib sama dengan kakak-kakak saya," kata anak kesebelas itu.
Sebelum masuk usia sekolah, Saiton sempat berganti nama Iskandar. Dia menduga pergantian itu karena orangtuanya mendapat masukan dari tetangga ihwal arti nama Saiton. Tapi, setelah berganti nama dari Saiton menjadi Iskandar, dia justru sering sakit.
Itu sebabnya, orangtuanya mengubah kembali namanya seperti semula: Saiton.
"Soalnya dengan nama Iskandar, saya sering sakit-sakitan," ucap Saiton.