Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FRANZ MAGNIS SUSENO: Indonesia Harus Kembali ke Pancasila

Budayawan Franz Magnis Suseno mengatakan peringatan 70 tahun kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2015 harus dijadikann momentum untuk kembali kepada Pancasila.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD (kedua kanan) dan Budayawan Franz Magnis Suseno (kanan) menjadi narasumber dalam seminar Role Model Pemimpin dan Guru Bangsa di Bentara Budaya Jakarta, Sabtu (2/11). Seminar membahas berbagai pemikiran tentang sosok pemimpin yang tidak hanya mampu memimpin saja tetapi harus mampu menjadi guru bangsa yang mengayomi kemajemukan masyarakat yang adaptable dan mengatasi kondisi serta tantangan bangsa Indonesia kedepan. /antara
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD (kedua kanan) dan Budayawan Franz Magnis Suseno (kanan) menjadi narasumber dalam seminar Role Model Pemimpin dan Guru Bangsa di Bentara Budaya Jakarta, Sabtu (2/11). Seminar membahas berbagai pemikiran tentang sosok pemimpin yang tidak hanya mampu memimpin saja tetapi harus mampu menjadi guru bangsa yang mengayomi kemajemukan masyarakat yang adaptable dan mengatasi kondisi serta tantangan bangsa Indonesia kedepan. /antara

Bisnis.com, JAKARTA -  Budayawan Franz Magnis Suseno mengatakan peringatan 70 tahun kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2015 harus dijadikann momentum untuk kembali kepada Pancasila.

"Pancasila jangan hanya sebagai hiasan di dinding, tetapi hakikatnya Pancasila adalah kesepakatan bangsa," ujar Franz di Jakarta, Minggu (16/8/2015).

Franz yang baru saja menerima penghargaan Rooseno Award tersebut menjelaskan Pancasila merupakan kesepakatan bangsa dalam menerima identitas pada setiap perbedaan.

Sayangnya, hal tersebut banyak ditentang oleh pihak-pihak yang menginginkan penerapan keyakinan mereka.

"Jangan menyerah. Kelompok-kelompok kecil juga sama-sama bangsa Indonesia. Sama-sama manusia," tambah dia.

Sila-sila dalam Pancasila, lanjut dia, mempunyai makna yang dalam. Dia memaknai sila pertama adalah meyakini adanya Tuhan dalam hati semua rakyat Indonesia. Kemudian, sila kedua dimaknai dengan menolak adanya kekerasan pada nilai-nilai manusia. Sila ketiga, mengenai pentingnya persatuan bangsa.

Selanjutnya sila keempat, dimaknai jangan sampai demokrasi yang sudah ada hilang begitu saja, serta sila kelima adalah yang terus masih diperjuangkan yakni keadilan sosial.

Ke depan dia berharap, pemerintah harus konsisten dalam melindungi kaum minoritas dan tidak ada toleransi bagi pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama.

"Saya juga berharap, KPK diberi kekuatan kembali untuk memerangi korupsi," ujar dia.

Selain itu, dia juga berharap pemerintah serius dalam mengatasi melambatnya perekonomian Indonesia yang terjadi pada semester pertama tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper