Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memiliki Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk mendeteksi daerah-daerah yang kekurangan kelas. Berdasarkan Dapodik, pulau Jawa merupakan wilayah yang paling banyak kekurangan kelas. Salah satunya Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten.
Menurut Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad, kondisi tersebut terjadi akibat jumlah penduduk yang padat. Terutama, kata dia, jumlah penduduk usia sekolah.
“Masyarakat arahnya lebih mengharuskan anaknya untuk sekolah negeri. Padahal, kata Hamid, daya tampung sekolah negeri tidak berkecukupan,” katanya saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Dengan adanya situasi tersebut, Hamid mengaku ini menjadi dilema terhadap sekolah swasta. Menurutnya, masyarakat tampaknya lebih mengejar sekolah negeri. Hal ini karena biayanya lebih murah dan terdapat subsidi dari pemerintah.
Namun, Hamid juga mengaku menyayangkan ketika sekolah negeri lebih memilih siswa yang nilai-nilainya tinggi. Menurutnya, siswa-siswa ini biasanya berasal dari kalangan menegah ke atas. Ia menilai siswa menengah ke bawah pun terpaksa mengambil sekolah swasta.
Hamid mengungkapkan pemerintah sebenarnya sudah membuat program afirmasi untuk menanggapi kondisi tersebut. Menurutnya, sekolah negeri berkewajiban untuk menjatahkan 20 persen bangku untuk siswa tidak mampu. Namun, kata dia, program ini jarang yang menerapkan.
“Tolong sekolah negeri bukan hanya orang mampu, sisihkan 20 persen untuk yang tidak mampu,” tegas Hamid.