Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WISATA BANYUWANGI: Ini Legenda Sri Tanjung

Kabupaten Banyuwangi dengan luas 5.782,50 kilometer ini terletak di ujung timur Pulau Jawa. Berdasarkan laman resmi pemerintah kabupaten Banyuwangi, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Sulahkromo.
Keindahan alam Banyuwangi./Antara-Zabur Karuru
Keindahan alam Banyuwangi./Antara-Zabur Karuru

Kabar24.com, BANYUWANGI - Kabupaten Banyuwangi dengan luas 5.782,50 kilometer  terletak di ujung Timur Pulau Jawa.

Berdasarkan laman resmi pemerintah kabupaten Banyuwangi, dulu wilayah yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh raja bernama Prabu Sulahkromo.

Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso.

Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung memiliki paras elok, santun sehingga membuat sang raja tergila-gila padanya.

Agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncullah akal liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa.

Dengan gagah berani, tanpa curiga, sang Patih berangkat untuk menjalankan titah sang raja.

Sepeninggal sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukanya.

Namun cinta sang raja tidak kesampaian dan Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya, sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya.

Raja kesal ketika cintanya ditolak oleh Sri Tanjung.

Ketika Patih Sidopekso kembali dari misi tugasnya, ia langsung menghadap Sang Raja.

Akal busuk sang raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa sepeninggal Sang Patih pada saat menjalankan titah raja meninggalkan istana, Sri Tanjung mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan sang raja.

Tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan.

Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh istri setianya itu.

Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian dan kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah.

Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika.

Mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi.

Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa dia sadari, dia menjerit "Banyu..... ... wangi............... . Banyu wangi ... .."

Banyuwangi terlahir dari bukti cinta istri pada suaminya.

Liputan mudik ini terselenggara melalui kerjasama Bisnis Indonesia dengan Nissan Motor Indonesia.

Tim reportase: Rivki Maulana, Nenden Sekar Arum, Yanita Petriella, M. Khamdi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper