Bisnis.com, YOGYAKARTA — Frisian Flag menargetkan program desa susu percontohan di Lembang, Jawa Barat dapat berjalan dalam waktu dekat. Perusahaan meneken nota kesepahaman program susu percontohan dengan PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang pada 22 November 2013.
Kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah dalam mencapai swasembada susu segar nasional. Pemerintah menargetkan pasokan susu segar nasional dapat mencapai 50% pada 2025. PTPN VIII dipilih karena perusahaan tersebut berada di kawasan sentra produksi susu dan ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk menjalankan program tersebut.
Desa susu percontohan akan membantu peternak meningkatkan produksi susu. Andrew F. Saputro, Head of Corporate Affairs PT Frisian Flag Indonesia, mengatakan proses penentuan lahan masih terus dilakukan. "Ada beberapa opsi lahan. Kami masih berkoordinasi dengan para peternak untuk menentukan lahan yang terbaik," ujarnya, seusai acara jalan santai memperingati Hari Susu Sedunia, Minggu (31/5/2015).
Untuk program pengembangan kapasitas peternak, Frisian Flag Indonesia telah menggelar program pengembangan atau dairy development program sejak 2009. Sejumlah pelatihan digelar, termasuk mendatangkan empat peternak dari Belanda untuk berbagi pengetahuan. Program ini telah diikuti hingga 15.000 peternak sapi di Pengalengan dan Lembang. Produksi susu sapi segar di dalam negeri masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.
Dengan Belanda misalnya, produksi susu sapi di Indonesia bahkan tak mencapai separuh dari produksi susu di Negara Kincir Angin itu. Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian mencatat, produksi susu sapi perah nasional hanya 981.586 ribu ton pada 2013, belum bertumbuh signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 959.732 ton.
Produksi pada 2011 sebesar 974.694 ton bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan 2012. Indonesia berpotensi melakukan impor susu berbagai jenis sebesar 6,3 juta-6,4 juta liter/hari untuk mencukupi kebutuhan konsumsi nasional sebanyak 8 juta liter/hari, karena produksi susu dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 1,6 juta-1,7 juta liter/hari. Dengan komposisi produksi yang hanya sekitar 21,25%, Indonesia secara konsisten mengalami defisit neraca perdagangan untuk sektor ini sekitar US$650 juta-US$700 juta/tahun selama 3 tahun belakangan.
Impor susu dominan berasal dari Selandia Baru (24%), Amerika Serikat (21%), Australia (13 %), Perancis (10%), Belanda (8%), dan negara lainnya. Jumlah sapi perah juga terus menurun. Data Dewan Persusuan Nasional (DPN) menyebutkan pada 2011, sapi perah masih sekitar 590.000 ekor. Namun jumlah ini berkurang menjadi 470.000 ekor pada 2013. Apabila populasi sapi perah tidak digenjot dan dibiarkan terus-menerus, pada 2020 produksi dalam negeri hanya sanggup memasok kurang lebih 10% dari kebutuhan konsumsi nasional.