Bisnis.com, PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten Banyumas diharapkan dapat bersinergi dengan para pengusaha lokal untuk terlibat aktif menggenjot peningkatan sektor perhotelan dan restoran yang dinilai potensial.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia M. Arsyad Dalimunte menjelaskan sektor tersebut memiliki potensi yang belum dimaksimalkan, meski dalam beberapa tahun terakhir beberapa investor luar sudah hadir.
Karena itu, dia menuturkan pemda perlu merangkul para pelaku usaha lokal agar mampu menyamakan persepsi bagi pengembangan sektor tersebut.
Apalagi, jelasnya, hingga saat ini pengusaha lokal di bidang perhotelan dan restoran cukup signifikan jumlahnya.
"Pengusaha lokal perlu diarahkan guna menyamakan persepsi dan kualitas sehingga market itu dapat didorong," ujarnya saat ditemui Bisnis, Rabu (13/5/2015).
Dengan begitu, Arsyad menilai pemerintah dan pihak swasta dapat menyiapkan berbagai sarana dan prasaran guna mendukung potensi sektor tersebut.
Dia mencontohkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor perhotelan dan restoran yanga dapat dioptimalkan melalui sinergi pemerintah dan pelaku usaha lokal.
"Akan mudah nanti mengupayakan integrasi potensi pariwisata dengan investasi," ujarnya.
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah Heru Isnawan menuturkan wilayah selatan Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara, menjadi lokasi yang strategis bagi sektor tersebut.
Pasalnya, kawasan tersebut menjadi area perantara antara kota besar di barat Pulau Jawa dengan destinasi wisata Jawa Tengah yang terpusat di wilayah tengah.
Kondisi tersebut memungkinkan bertumbuhnya layanan jasa perhotelan, restoran dan perdagangan, terutama produk souvenir. Selanjutnya, hal itu dinilai mendorong pendapatan daerah.
“Banyak hotel dan restoran terintegrasi sebagai rest area sebab wilayah itu menjadi lintasan dari barat, khususnya Jakarta dan Bandung. Tidak akan lewat pantura,” katanya.
Terkait dengan potensi tersebut, Heru berharap pemda turut serta meningkatkan kualitas layanan sektor tersebut, terutama SDM dan ketersediaan infrastruktur. Menurutnya, setidaknya pemda dapat mengalokasikan 3%-4% anggaran bagi penguatan daya dukung sektor tersebut.
Kualitas SDM, lanjutnya, hingga saat ini menjadi fokus PHRI karena akan menentukan keberlanjutan potensi wisata. Apalagi dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean, kata Heru, setiap daerah diharapkan dapat memberikan layanan jasa terbaik sehingga jumlah kunjungan terus meningkat.
“Kami berharap setiap kabupaten merespon positif potensi itu dan mesti dikelola dengan SDM dan infrastruktur yang baik. Daerah cukup rentan terhadap tingkat pelayanan sebab memengaruhi keinginan wisatawan berkunjung lagi,” jelasnya.