Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nepal Diprediksi Kehilangan 0,04% Penduduk Akibat Gempa

Perdana Menteri Nepal Sushil Koirala mengatakan jumlah korban jiwa dari bencana gempa di Nepal berpeluang naik menjadi 10.000 orang, atau sekitar 0,04% dari total penduduk negara itu yang berjumlah 28 juta jiwa.
Gempa Nepal/Reuters
Gempa Nepal/Reuters

Bisnis.com, KATHMANDU - Perdana Menteri Nepal Sushil Koirala mengatakan jumlah korban jiwa dari bencana gempa di Nepal berpeluang naik menjadi 10.000 orang, atau sekitar 0,04% dari total penduduk negara itu yang berjumlah 28 juta jiwa.

"Pemerintah melakukan segala upaya penyelamatan. Ini masa sulit bagi Nepal," katanya kepada Reuters, Selasa (28/4/2015).

Bantuan dunia mulai bermunculan ke negara tersebut pada hari ketiga pascabencana gempa berkekuatan 7,9 SR. Namun demikian, penyaluran bantuan itu dinilai lambat.

Menurut perhitungan kementerian dalam negeri setempat, jumlah korban tewas tercatat 4.349 orang, sedangkan korban luka lebih dari 7.000 orang. Sementara itu, PBB memperkirakan sekitar delapan juta orang terdampak oleh gempa dan 1,4 juta warga setempat membutuhkan makanan.

"Jumlah korban tewas dapat meningkat menjadi 10.000 jiwa karena informasi dari sejumlah desa terpencil di sekitar pusat gempa masih belum diterima hingga kini," kata Koirala.

Gempa terbesar yang menimpa Nepal dalam kurun 81 tahun itu juga menyebabkan longsoran salju besar dari Gunung Everest yang menewaskan 17 pendaki. Semua pendaki yang terdampar di sejumlah perkemahan terlah dievakuasi dengan helikopter pada Selasa.

Di sisi lain, upaya penyelamatan di negara miskin itu terhambat akibat rusaknya infrastuktur dan kurangnya dana darurat. Di ibu kota Kathmandu misalnya, pada warga dan keluarga korban harus mengangkat reruntuhan bangunan dengan tangan untuk menemukan keluarga yang hilang.

"Tidak ada gunanya menunggu bantuan tanpa melakukan upaya sendiri. Tangan kami adalah satu-satunya mesin yang kami miliki. Tidak ada bantuan dari pemerintah ataupun militer yang membantu kami," kata Pradib Subba yang tengah mencari mayat dua saudaranya di reruntuhan menara Dharahara.

Di tempat lain di lapangan kuno Durnar, sejumlah anak muda bersama-sama membersihkan puing-puing kuil tua dengan menggunakan kampak, sekop, dan tangan kosong. Sejumlah polisi berdiri, hanya mengawasi.

Upaya pada Selasa ini terhambar oleh hujan deras.

Jenderal OP Singh, Kepala Badan Tanggap Bencana Nasional (NDRF) dari India -organisasi asing pertama tiba di Nepal untuk membantu pencarian dan penyelamatan- mengatakan bahwa penemuan korban akan membutuhkan waktu.

Singh juga mengatakan bahwa sejumlah peralatan berat tidak dapat digunakan di gang-gang sempit kota Kathmandu. Selain India, China adalah salah satu negara pertama yang mengirim bantuan ke Nepal.

Pada Senin, Amerika Serikat menyatakan akan menambah bantuan ke Nepal sebesar US$9 juta sehingga total bantuan Washington menjadi US$10 juta.

Pada saat ini, sejumlah pesawat pengangkut milik militer Amerika Serikat dan Australia tengah disiapkan terbang menuju Nepal untuk menjalankan misi pencarian dan penyelamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper