Bisnis.com, SEMARANG—Proses pengurukan tanah tahap pertama di PT Kawasan Industri Kendal (KIK) Jawa Tengah terancam molor lantaran curah hujan meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Saat ini, proses pengurukan tahap pertama molor sekitar dua bulan karena intensitas hujan cukup tinggi dalam bulan terakhir.
Direktur PT KIK Sadeni Hendarman mengatakan proses pengurukan tahap pertama seluas 20 hektare dijadwalkan selesai bulan lalu. Namun hingga saat ini pengurukan tanah belum 100%.
“Pengurukan tanah [KIK] molor karena cuaca tidak bersahabat,” papar Sadeni kepada Bisnis, Selasa (28/4).
Menurutnya, pengurukan tahap kedua bakal dimulai pada Mei mendatang. Adapun pengurukan tanah akan dilakukan secara bertahap masing-masing 20 hektare yang dikerjakan dalam waktu sekitar tiga bulan.
Rencananya, papar Sadeni, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura bakal menghadiri groundbreaking pembangunan pabrik kali pertama di kawasan tersebut.
Pembangunan kawasan industri seluas 2.200 hektare merupakan kerjasama dari PT Jababeka dengan Sembawang Corporation Development Indonesia Pte.Ltd dari Singapura. Adapun investasi dalam pembangunan KIK mencapai Rp2,7 triliun.
“Sebenarnya pabrik di sana sudah ada. Namun, pembangunan pabrik baru yang masuk kawasan industri akan diluncurkan sebelum Agustus tahun ini,” ujarnya.
Proses pembangunan KIK bakal terbagi menjadi dua tahap. Pemerintah Kabupaten Kendal mengeluarkan izin lokasi pembangunan untuk tahap pertama seluas 1.000 ha. Berikutnya, pembangunan kawasan industri berlanjut sekitar 1.200 ha.
“Memang, sempat ada ganjalan diperizinan. Artinya, perizinan yang semula melalui Pemkab Kendal dialihkan ke Provinsi Jawa Tengah.
Bupati Kendal Widya Kandi Susanti mengatakan keberadaan KIK akan didukung dengan akses beroperasinya Pelabuhan Kendal. Dia mengatakan pelabuhan khusus untuk penumpang dapat beroperasi pada tahun ini. Adapun, pengoperasian pelabuhan khusus niaga bakal dilakukan pada tahun depan.
“Pelaku usaha yang bangun perusahaan di sana tidak akan kesulitan akses pengiriman. Karena KIK berdekatan dengan pelabuhan dan Bandara Ahmad Yani Semarang,” ujarnya.
Menurutnya, sekitar 100-an investor baik domestik maupun mancanegara berencana mengembangkan bisnisnya di kawasan tersebut.
Para investor, kata dia, akan memilih lokasi atau zonasi sesuai dengan aturan dari PT KIK. Zonasi industri yang dipersiapkan yakni industrikimia dan non kimia, industri tekstil, industri furniture, industrimanufaktur dan sejumlah industri makanan.
Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Jateng Mohammad Djajadi mengatakan pelaku usaha yang ingin melebarkan sayap bisnis di Jateng sangat tepat lantaran ketersedian lahan cukup luas.
Di samping itu, keunggulan investasi di Jateng karena upah pekerja lebih murah dibandingkan dengan upah minimum kabupaten (UMK) dari Jabodetabek.
Namun satu sisi, pihaknya menyayangkan banyak investor justru tertarik untuk mengembangkan bisnisnya di luar kawasan industri dengan dalih proses perizinan lebih cepat.
Padahal, mengacu pada Undang Undang (UU) No 3/2014 tentang Perindustrian, tertuang bahwa masing-masing daerah diberi kewenangan untuk mendirikan kawasan industri dengan syarat setiap pendirian pabrik atau investor baru bisa masuk ke dalam kawasan tersebut.
“Kalau ada perusahaan yang berdiri di luar kawasan industri akan merugikan karena proses perizinan ke depan tidak akan diperbolehkan,” ujarnya.
Pengurukan Tanah Kawasan Industri Kendal Molor
Proses pengurukan tanah tahap pertama di PT Kawasan Industri Kendal (KIK) Jawa Tengah terancam molor lantaran curah hujan meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Bastanul Siregar
Topik
Konten Premium