Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEMPA NEPAL: Ini Kemungkinan Penyebabnya. Indonesia Pun Harus Siaga Gempa

Gempa yang terjadi di Nepal diharap jadi pembelajaran dan membuat Indonesia semakin siaga gempa.
Gempa Nepal/Reuters
Gempa Nepal/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA-Gempa yang terjadi di Nepal diharap jadi pembelajaran dan membuat Indonesia semakin siaga gempa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat sejak Sabtu (25/4/2015) hingga Minggu (26/4/2015) terjadi empat kali gempa di wilayah Indonesia.

Kepala Pusat Data dan Informasi serta Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pada Sabtu pukul 07.49 WIB gempa dengan kekuatan 5 SR terjadi di 14 km tenggara Maluku Barat Daya, kemudian pukul 23.41 WIB gempa 5,7 SR mengguncang 88 km barat laut Pulau Morotai Maluku Utara.

Dia melanjutkan, pada Minggu pukul 17.37 Wib, gempa 5,2 SR kembali terjadi di 83 km tenggara Sumba Timur NTT, lalu pukul 19.55 Wib gempa 5,1 SR terjadi di 62 km barat daya Pesisir Selatan Sumatera Barat. Menurutnya, pusat gempa semuanya ada di laut.

"Posko BNPB telah mengkonfirmasi BPBD setempat dan dilaporkan gempa terasa lemah selama 3-5 detik. Tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa tersebut," ujarnya, Minggu (26/4/2015).

Menurutnya, warga Indonesia harus mengambil pembelajaran setiap bencana, termasuk yang terjadi di Nepal.

Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) melalui Dr. Irwan Meilano (pakar gempa dari ITB) menganalisis, bahwa gempa tersebut memiliki mekanime sesar naik dengan luas bidang yang bergeser 160 km x 120 km.

"Faktor yang menyebabkan jumlah korban banyak adalah terjadi pada daerah yang padat penduduk dengan infrastruktur yang tidak disiapkan menghadapi gempa besar," tambahnya.

Selain itu, lanjutnya, guncangan gempa diperkuat adanya amplifikasi di beberapa tempat di sekitar Kathmandu yang terbentuk dari lapisan tanah lunak yang dulunya berupa danau, dan guncangan gempa diikuti longsoran dari tebing es dan batuan.

Dengan kondisi tektonik yang komplek, maka menurutnya, potensi gempa besar dapat terjadi di Indonesia. Beberapa kota besar dengan penduduk padat di Indonesia harus dipersiapkan infrastrukturnya untuk menghadapi guncangan keras akibat gempa.

Faktor amplifikasi seperti yang terjadi pada saat gempa Nepal atau gempa Yogyakarta 2006 dan gempa Sumbar 2009, mungkin juga dialami beberapa kota di Indonesia yang ditutupi oleh sedimen halus yang tebal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper