Bisnis.com, BANDUNG — Pemprov Jawa Barat siap merevisi tata ruang jika rencana pergeseran Pelabuhan Cilamaya, Karawang sekitar 3000 meter ke arah dari lokasi yang sudah ditentukan saat ini jadi dilakukan.
Kepala Bidang Tata Ruang dan Kawasan Dinas Permukiman dan Perumahan Jabar Bobby Subroto mengatakan pada 2014 lalu pihaknya sudah tuntas menyusun rencana tata ruang di kawasan Cilamaya dengan memberikan sejumlah peluang perubahan. “Kemarin belum detil, karena kita tahu akan ada kemungkinan berubah,” katanya pada bisnis, Jumat (27/3).
Menurutnya dalam rencana tata ruang yang sudah disusun, pihaknya baru melakukan penataan kawasan sekitar pelabuhan. Sementara untuk masuk ke lokasi pelabuhan Cilamaya, Karawang baru akan melakukan evaluasi jika pihak yang berencana membangun akan menggeser lokasi 3000-5000 meter dari lokasi saat ini.
Pihaknya akan mengakomodasi jika pihak swasta maupun Kementerian Perhubungan yang menata kawasan tersebut meminta perubahan tata ruang. Prosesnya para pihak yang akan membangun pelabuhan menyusun masterplan kawasan pelabuhan terlebih dahulu. “Setelah itu kami dan Karawang akan sama-sama menyesuaikan tata ruang,” katanya.
Jika pergeseran terjadi, dalam rincian tata ruang kawasan Cilamaya sebelumnya sudah ada catatan khusus untuk kawasan sawah di wilayah tersebut dipertahankan. Catatan ini akan menjadi kewajiban jika peraturan gubernur Jabar soal lahan pertanian pangan berkelanjutan(LP2B) resmi diteken dalam waktu dekat.
Bobby memastikan setiap pergeseran dan perubahan diminta untuk tidak menganggu lahan pertanian. Dalam rincian tata ruang yang sudah disusun oleh pihaknya muncul juga catatan agar proyek pelabuhan tidak berbenturan dengan kegiatan instansi lain. “Di sana seperti kita tahu ada kawasan strategis Pertamina,” ujarnya.
Menurutnya jika proyek Cilamaya akan kembali dilanjutkan oleh pemerintah pihaknya berharap proses penataan ruang di sana sesegera mungkin melibatkan daerah. Pertama masterplan yang sudah rampung akan dibahas oleh Pemprov Jabar untuk ditentukan sebagai kawasan bagian infastruktur.
Bobby memastikan sampai saat ini pihaknya belum mendapat informasi terkait pergeseran lokasi meski pelabuhan masih di Cilamaya. Pihaknya menunggu kepastian pihak yang akan menggarap proyek menuntaskan masterplan baru. Setelah itu jika details engineering design (DED) akan segera dimulai, pihaknya akan mulai terlibat penuh. “Kami akan ikut di dalamnya, juga ada evaluasi,” katanya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan pihaknya sudah mendapatkan kepastian Cilamaya akan dilanjutkan langsung dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Pihaknya menyambut baik jika pelabuhan tersebut ditawarkan ke investor swasta. “Cilamaya akan jadi pelabuhan yang murni swasta. Ternyata Cilamaya tak jadi ditutup masih terbuka,” katanya.
Pemprov Jabar menilai berdirinya Cilamaya bahkan perluasan Pelabuhan Cirebon akan sangat menguntungkan daerah. Pihaknya menyerahkan pada pemerintah pelabuhan mana dulu yang akan rampung dituntaskan. “Asal ada pelabuhan di Jabar. Yang penting ekspor ditulis asal barang dari Jabar. Karena selama ini kalau keluar barang dari wilayah Jabar ditulis Jakarta. Itu berpengaruh pada PDRB,” ujarnya.
Gubernur mengaku dari segi hitung-hitungan ekonomi keberadaan pelabuhan ekspor di wilayahnya akan sangat menguntungkan. Meski sudah mendapatkan kepastian Cilamaya dilanjutkan, pihaknya mengaku belum mengetahui rencana pergeseran lokasi guna menjauhi ketersinggungan dengan jalur pipa gas ONWJ Pertamina. “Saya belum tahu persis,” ujarnya.
Kadishub Jabar Deddy Taufik memastikan untuk menggeser lokasi, pusat tetap harus melakukan kajian agar lokasi yang baru layak menjadi pelabuhan internasional. Studi juga untuk memeriksa kemungkinan hambatan yang sama terjadi di Cilamaya juga ada. "Nanti ada FS, lalu disesuaikan dengan fungsi ruang akan ada langkah berikutnya," ujarnya.