Bisnis.com,SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengklaim penduduk miskin di wilayah ini pada September 2014 tercatat 4,56 juta jiwa atau menurun sebesar 250.000 jiwa atau 0,86% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 4,81 juta jiwa.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengemukakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan antara lain melalui peningkatan pembangunan infrastruktur dasar perdesaan melalui bantuan kepada desa.
Selain itu, paparnya, pembangunan berdimensi kewilayahan khususnya pada desa dengan kategori sangat miskin, penyusunan konsep rintisan model desa berdikari dan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik.
Meski angka kemiskinan turun, lanjut Ganjar, namun penurunan tersebut masih belum memuaskan. Sehingga, pada pembahasan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) tahun ini pengentasan kemiskinan masih menjadi fokus utama yang akan diselesaikan pada tahun berikutnya.
“Di Musrenbang saya usul, kan kemiskinan tinggi ini. Kita mau mengintervensi dari sisi mana. Perumahannya, pendidikan mosok Jateng usia tujuh tahun. Ngisin-isini. Kemudian kesehatan. Bagaimana menjamin mereka yang tidak tercover BPJS,” kata Ganjar dalam laman resmi jatengprov.go.id, Rabu (25/3/2015).
Ganjar berpendapat intervensi untuk mengentaskan penduduk miskin yang diberikan pemerintah sangat penting.
Selanjutnya, sektoral akan turut mendukung pemberdayaan.
Jika ini dipahami, paparnya, musrenbang yang kini tengah dilaksanakan akan mendorong prioritas anggaran pada penanganan kemiskinan.
Selain angka kemiskinan, angka pengangguran juga turun.
Ganjar menuturkan pada Agustus 2014 jumlah pengangguran tercatat 996,34 ribu orang (5,68%).
Sementara pada Agustus 2013 angka pengangguran sebanyak 1,05 juta orang (6,01%).
Pengurangan jumlah penganggur itu dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas keterampilan tenaga kerja di Balai Latihan Kerja, penyelenggaraan Job Market Fair dan meningkatkan jumlah kewirausahaan.