Kabar24.com, NEW YORK - Seorang pejabat senior PBB pada Ahad (22/3/2015) mengatakan kepada Dewan Keamanan (DK) PBB Presiden Yaman Abd-Rabbo Mansour Hadi telah tiba di Aden, dan mengumumkan kota tersebut sebagai Ibu Kota Sementara Yaman.
Sebelumnya, tempat tinggal Presiden Yaman di kota terbesar kedua di negerinya itu menjadi sasaran serangan.
Penasehat Khusus PBB Jamal Benomar mengeluarkan pernyataan itu saat ia memberi penjelasan kepada DK melalui hubungan video dari Doha, Ibu Kota Qatar, dalam pertemuan darurat DK atas permintaan presiden Yaman.
Hadi dan pemerintahnya telah menjadikan kota pelabuhan Aden sebagai Ibu Kota sementara mereka, kata Benomar, Senin pagi.
Dalam pertemuan Dewan tersebut, utusan Yaman itu juga memberita Dewan Keamanan bahwa gerilyawan melancarkan kudeta terhadap presiden yang dipilih secara konstitusional setelah mereka menduduki Ibu Kota Yaman, Sana'a.
Dalam pidato pertamanya sejak melarikan diri dari Sana'a, Presiden Hadi pada Sabtu (21/3/2015) mencela perbuatan gerilyawan tersebut sebagai "kudeta terhadap keabsahaan konstitusi" dan mengumumkan Aden sebagai "Ibu Kota sementara" negeri tersebut.
Pada Sabtu, Hadi menyeru gerilyawan Al-Houthi agar meninggalkan Sana'a dan mendesak sekutu mereka agar mundur dari gedung kementerian pemerintah di ibu kota Yaman tersebut.
Kelompok Syiah Al-Houthi merebut Sana'a pada September dan menghadapi perlawanan sengit di bagian tengah dan selatan negeri itu dari suku Sunni tangguh dan jaringan Al-Qaida, yang didoninasi pemeluk Sunni.
Pada Kamis (19/3), Presiden Yaman tersebut dipaksa melarikan diri dari istananya, setelah dua pesawat tempur mengincar tempat tinggalnya di Aden, kata beberapa laporan.
Ketegangan telah muncul di Aden selama beberapa hari. Pengikut setia Hadi mendominasi kota tersebut, tapi dua satuan militer setia kepada As-Saqqaf, komandan pro-Ali Abdullah Saleh --yang memimpin pasukan dengan 3.000 personel polisi khusus. Hadi gagal As-Saqqaf dari jabatannya pada awal Maret, sehingga memicu bentrokan baru.
Yaman adalah pangkalan Al-Qaida di Jazirah Arab (AQAP), cabang tangguh kelompok fanatik yang telah melancarkan serangan bunuh diri terhadap pendukung Al-Houthi.
Namun, kelompok Negara Islam (IS), yang juga dikenal dengan nama ISIL atau ISIS, mulai meraih tempat di negeri itu. []