Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ngeri, Ratusan WNI yang Bergabung dengan ISIS Dianggap Siap Jadi Pembom Bunuh Diri

Ngeri, Ratusan WNI yang Bergabung dengan ISIS Dianggap Siap Jadi Pembom Bunuh Diri
Milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)/dw.de
Milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)/dw.de

Kabar24.com, JAKARTA - Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara Asad Ali mengatakan warga Indonesia yang bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) hanya berperan sebagai pion. Tugas utama mereka menjadi martir bom bunuh diri. "Jumlah yang menyatakan siap menjadi martir mendekati seratus," kata Asad di Jakarta, Ahad, 22 Maret 2015.

Menurut Asad, warga negara Indonesia tidak mungkin mendapat kedudukan tinggi dalam kelompok ISIS yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-Baghdadi itu lantaran statusnya hanya tamu. Belum lagi, orang Indonesia tidak mungkin menguasai bahasa setempat sehingga kesulitan berkomunikasi. "Kapasitas WNI di sana adalah pengikut, tidak mungkin jadi komandan."

Perekrutan simpatisan ISIS di Indonesia diinisiasi beberapa kelompok. Asad menyebutkan kelompok inti pendukung ISIS adalah Jamaah Anshorut Tauhid dan Tauhid Wal Jihad. Selain itu juga ada kelompok Mujahidin Indonesia Barat, Mujahidin Indonesia Timur, dan Al Mujahirun yang merupakan fraksi radikal dari Hizbut Tahrir Indonesia.

Walau tidak menjadi komandan, menuer Asad, tetap saja banyak warga Indonesia yang tergoda untuk bergabung dengan kelompok militan itu. Asad menilai motif utamanya adalah ideologi. "Mendengar ada negara khilafah di Suriah, banyak warga Indonesia yang tergerak untuk ke sana."

Kepala Badan Penanggulangan Terorisme Saud Usman Nasution tak sepakat dengan Asad. Ideologi, ujar Saud, memang salah satu motif. Namun, alasan yang lebih besar adalah dendam karena kesenjangan sosial dan ekonomi. Berkat propaganda tersebut, Saud menyebut ada lebih dari 10 kelompok di Indonesia yang menyatakan dukungan pada ISIS. 

Di dalam negeri, mereka membantu proses rekrutmen orang untuk dikirim ke Suriah, menyebarkan propaganda ISIS, serta menggalang bantuan keuangan. Media sosial disebut Saud sebagai sarana penyebaran paham ini. Di antara kelompok yang telah menyatakan dukungan pada ISIS, ujar Saud, adalah JAT atau Mujahidin Indonesia Barat yang dipimpin Abu Bakar Baasyir. 

Kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin oleh Santoso juga telah berbaiat pada ISIS. Saud berujar, lebih banyak lagi kelompok yang telah berbaiat pada ISIS. "Buktinya ada unjuk rasa pendukung ISIS di Bundaran Hotel Indonesia pada September lalu," kata Saud. "Mereka merupakan gabungan sejumlah kelompok."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper