Bisnis.com, BOGOR - Presiden Jokowi diberitakan sempat marah besar karena tidak mendapat satu pun laporan perkembangan soal operasi pasar dan penyebaran beras raskin.
Terkait insiden terlupakannya laporan harga beras itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan Presiden Joko Widodo menginginkan semua hal dilaporkan baik penaikan maupun penurunan beras yang sempat meroket beberapa waktu lalu.
Menteri dan instansi terkait beranggapan bahwa informasi penaikan harga beras jadi hal mendesak untuk dilaporkan, tapi sebaliknya penurunan harga dianggap info baik sehingga tidak perlu dilaporkan presiden.
"Jadi mungkin kondisi trennya sudah oke mungkin menteri sudah oke, begitu sensitif ingin tahu day to day. Teman-teman yang memonitor melaporkan karena harga naik, karena harga turun terlupakan melapor," kata Sofyan di Istana Bogor, Minggu (15/3/2015) malam.
Karena tidak ada yang laporan, Jokowi mencari data sendiri di pasar Cipinang. Bahkan waktu harga masih tinggi, Jokowi blusukan sendiri tanpa didampingi oleh menteri teknis berkaitan dengan perdagangan.
Di depan para menteri Jokowi melaporkan harga beras IR3 yang sempat naik menjadi Rp10.300 sekarang sudah Rp.7.900 per kilogram dan beras jenis IR 2 yang sempat naik Rp10.500 sekarang sudah Rp8.400 per kilogram.
Sofyan mengatakan setelah rapat itu, menteri akan melaporkan hal apapun baik informasi baik atau buruk.
"Selama ini berita baik tidak perlu dilaporkan tetapi kini lupa terlaporkan, kalau berita ini harga beras naik segera kita laporkan. Itu inti masalahnya," jelas Sofyan.