Bisnis.com, TOKYO - Menteri Pertanian Jepang Koya Nishikawa pada Senin menyatakan pengunduran dirinya setelah dituduh menerima dana politik ilegal, yang merupakan sebuah pukulan pertama bagi kabinet baru Perdana Menteri Shinzo Abe.
Surat pengunduran diri Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Koya Nishikawa juga dilaporkan telah diterima oleh Perdana Menteri Abe.
"Niat pengunduran diri Menteri Nishikawa sudah teguh. Seperti katanya, masa jabatannya harus digunakan untuk merumuskan kebijakan, tidak boleh teralihkan pada masalah lainnya," kata Abe kepada wartawan.
Merujuk pengunduran diri Nishikawa, PM Abe telah menunjuk mantan menteri pertanian Yoshimasa Hayashi sebagai pengganti Menteri Pertanian Jepang.
Nishikawa mengaku telah menerima dana ilegal sebesar satu juta Yen ($ 8400) dalam bentuk sumbangan dari perusahaan yang dijalankan oleh sekelompok produsen gula 'setelah kementerian pertanian memutuskan untuk mengabulkan subsidi sebesar 1,3 milyar Yen kepada kelompok itu.
Donasi tersebut dinilai sangat kontroversial karena gula merupakan salah satu komoditas yang paling sulit diperebutkan dalam negosiasi Kemitraan Trans-Pasifik, kesepakatan perdagangan 12 negara yang mencakup Amerika Serikat dan Jepang.
Nishikawa juga dituduh menerima sumbangan serupa dari perusahaan pengolahan kayu setelah menerima subsidi pemerintah.
Pengunduran diri Nishikawa merupakan yang pertama dilakukan oleh seorang menteri dari kabinet yang baru diangkat Abe, pada bulan Desember 2014.
Skandal uang merupakan praktik yang tidak biasa dalam politik di Jepang.
Dalam kabinet Abe sebelumnya dua menteri wanita mengundurkan diri setelah mendapatkan tuduhan bahwa mereka telah melakukan penyalahgunaan uang yang dituding sebagai upaya pembelian suara.
Dituduh Terima Uang, Menteri Pertanian Jepang Mundur
Menteri Pertanian Jepang Koya Nishikawa pada Senin menyatakan pengunduran dirinya setelah dituduh menerima dana politik ilegal, yang merupakan sebuah pukulan pertama bagi kabinet baru Perdana Menteri Shinzo Abe.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium