Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMAM PRASODJO: Jika Ada Reshuffle, Partai Oposisi Masuk Kabinet

Sosiolog Imam Prasodjo memprediksi partai oposisi bisa masuk di jajaran Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla jika sebentar lagi ada reshuffle atau perombakan kabinet.
Anggota Tim Sembilan, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif (keempat kiri), Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie (kedua kanan), mantan Ketua KPK Tumpak Hatorangan (kanan), mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas (kiri), Sosiolog Imam Prasodjo (ketiga kiri), mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno (kedua kiri), dan Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar (ketiga kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/1)./Antara-Wi
Anggota Tim Sembilan, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif (keempat kiri), Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie (kedua kanan), mantan Ketua KPK Tumpak Hatorangan (kanan), mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas (kiri), Sosiolog Imam Prasodjo (ketiga kiri), mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno (kedua kiri), dan Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar (ketiga kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/1)./Antara-Wi
 

Bisnis.com, JAKARTA -  Sosiolog Imam Prasodjo memprediksi partai oposisi bisa masuk di jajaran Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla jika sebentar lagi ada reshuffle atau perombakan kabinet.

"Perkembangan setelah meredanya polemik KPK-Polri masih banyak meninggalkan pertanyaan besar, terutama antara koalisi dan oposisi," kata Imam Prasodjo dalam satu diskusi politik di Jakarta, Sabtu.
 (21/2/2015).

Ia menjelaskan tidak semua publik tahu mengenai arah keputusan-keputusan yang telah dibuat oleh pejabat pemerintah dan elit politik lainnya.

"Masyarakat kan banyak yang tidak tahu, apalagi katanya di DPR, antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih lebih terlihat akur ketika menghadapi isu BG (pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, Red)," ujarnya.

Menurutnya, hal tersebut bisa memungkinkan partai-partai oposisi untuk masuk ke jajaran Kabinet Kerja, sebab sekarang pemimpinnya sedang tidak kompak dengan partai pengusungnya.

"Sejak Presiden memutuskan untuk tidak melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri, hal itu memungkinkan, karena partai pendukung banyak yang meminta Presiden segera lantik Budi Gunawan, tapi ia putuskan sebaliknya," katanya.

Imam berharap kekompakan kedua koalisi tersebut berlangsung untuk kepentingan bangsa dan negara, bukan sekadar mencari jalan untuk memperoleh jabatan.

Sementara itu, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo mengatakan partainya sebagai oposisi tetap tidak akan mau masuk dengan jajaran Kabinet Kerja.

"Tidak, kami tidak akan meninggalkan koalisi kami dan menyeberang ke koalisi satunya, posisi Golkar akan tetap sama, itu hanya prediksi saja," katanya.

Bambang menjelaskan, memang benar ada isu tawaran tersebut, namun ia tetap menegaskan bahwa Golkar tidak akan menempati posisi di Kabinet Kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper