Bisnis.com, TOKYO – Setelah mencatatkan perofroma memuaskan pada Desember lalu, ekspor Jepang pada Januari tumbuh pada laju tercepatnya dalam lima tahun, ditopang peningkatan signifikan permintaan dai negara-negara Asia dan Amerika Serikat.
Kementerian Keuangan melaporkan ekspor Negeri Sakura naik 17% pada Januari dari periode sama tahun sebelumnya setelah tumbuh 12,9% pada Desember, sekaligus melampaui estimasi konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg yaitu naik 13,5%.
Kemenkeu juga melaporkan impor kembali terkontraksi sebesar 9% (year-on-year), lebih dalam dari konsesu ekonom yaitu kontraksi 4,8%, menyisakan defisit perdagangan sebesar 1,2 triliun yen atau setara US$9,9 miliar, menyempit dari defisit Januari yang menyentuh rekor 2,8 triliun yen.
Data perdagangan menjadi kabar baik bagi perekonomian Jepang yang tahun lalu sempat terjebak resesi dalam. Ekonom JPMorgan Chase & Co Masaaki Kanno menilai perlemahan nilai tukar yen akhirnya berhasil mengerek signifikan ekspor negara itu.
“Volume ekspor sepertinya akan terus menunjukkan tren kenaikan karena nilai tukar yen tergerus. Apalagi, saat ini perekonomian global konsisten menunjukkan pemulihan,” kata Kanno merespons data perdagangan yang dipublikasikan di Tokyo, Kamis (19/2).
Selain itu, dia menggarisbawahi perlemahan harga minyak dunia yang menurunkan bill impor Jepang sehingga mampu mempersempit defisit. Adapun, data Kemenkeu menunjukkan ekspor didominasi oleh barang-barang otomotif dan semi kondusktor.