Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI INDIA: Suntik Bank US$1,1 Miliar

Setelah pertengahan Januari lalu memangkas suku bunga 25 basis poin ke level 7,75%, India kembali menetapkan kebijakan longgar melalui penyuntikan modal ke sembilan bank milik negara sebesar 69,9 miliar rupee atau setara US$1,13 miliar.
 India suntik bank US$1,1 miliar./Reuters
India suntik bank US$1,1 miliar./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah pertengahan Januari lalu memangkas suku bunga 25 basis poin ke level 7,75%, India kembali menetapkan kebijakan longgar melalui penyuntikan modal ke sembilan bank milik negara sebesar 69,9 miliar rupee atau setara US$1,13 miliar.

Menteri Keuangan India Arun Jaitley mengungkapkan langkah pemerintah tersebut dilakukan untuk mendorong ban-bank meningkatkan pinjaman. Jaitley menetapkan kriteria utama bank penerima suntikan modal, yaitu bank yang pengelolaan keuangan dan asetnya selama ini paling efisien.

“Suntikan modal diberikan pada bank-bank yang manajemennya baik, agar tidak meningkatkan risiko pinjaman buruk (bad loans). Suntikan dana ini juga bentuk penghargaan pada bank-bank tersebut,” ungkap Jaitley di New Delhi, Sabtu (7/2/2015).

Jaitley memaparkan 2 dari 9 bank yang mendapat suntikan modal yaitu State Bank of India (SBI) yang akan mendapat 29,7 miliar rupee dan Bank of Baroda yang memperoleh 12,6 miliar rupee. Bank, dan Syndicate Bank.

“Dana suntikan tersebut diambil dari APBN negara tahun fiskal ini,” kata Jaitley.

Dia menjelaskan langkah tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi untuk meningkatkan pinjaman bank, sehingga menstimulasi aktivitas perekonomian masyarakat. Seperti diketahui, saat ini pertumbuhan ekonomi India berada pada level paling lambatnya.

Pemerintah mencatat telah berinvestasi 140 miliar rupee pada bank-bank milik negara sepanjang tahun lalu, dan menargetkan total pinjaman 112 miliar rupee tahun ini. Sayangnya, Jaitley tidak menginformasikan kapan tepatnya seluruh bank akan disuntik modal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper