Bisnis.com, JAKARTA --Pameran "Aku Diponegoro" di Galeri Nasional selain memunculkan kontroversi soal jubah sabil juga menghadirkan kontroversi soal sosok Pangeran Diponegoro.
Sejarawan asal Inggris Peter Carey menyebutkan, meskipun memliki pribadi yang luar biasa dan sangat menginspirasi, sehingga kisah perlawanannya kepada penjajah Belanda masuk ke dalam salah satu peristiwa bersejarah di dunia, Pangeran Diponegoro tetaplah manusia normal yang tidak 100% sempurna. Diponegoro disebutnya suka minum anggur putih, juga doyan perempuan
Peter Carey, adalah penulis buku Kuasa Ramalan. Buku tersebut dianggap Peter Carey sebagai media untuk meluruskan sejarah kisah dari Pangeran Diponegoro.
“Pangeran Diponegoro tak seutuhnya sempurna. Dia juga suka minum anggur putih dan juga doyan perempuan,” kata Peter Carey saat menggelar acara “Bincang Kurator” di Galeri Nasional, Jumat (6/2/2015).
Namun Peter Carey sedikit meluruskan, kebiasaan Pengeran Diponegoro minum anggur tersebut lebih digunakan sebagai obat dan penangkal sakit.
Diponegoro percaya bahwa minum anggur putih manis tidak bertentangan dengan Al Quran mengingat kenyataan bahwa orang Eropa meminumnya sebagai obat “penawar” agar tidak mabuk setelah minum Madeira atau anggur merah.
Kebiasanya tersebut terungkap salah satunya melalui perbincangan antara Pangeran Diponegoro dengan seorang awak kapal, saat perjalanan pengasingan ke Makassar.
Selain itu, Diponegoro pun disebutnya “doyan” perempuan. Hal itu dibuktikan dengan fakta bahwa jumlah istri Diponegoro yang cukup banyak, yakni empat orang dan beberapa selir yang tak resmi.
“Salah satu kelemahan dari Diponegoro adalah sering tergoda perempuan. Jadi saya rasa di balik heroismenya yang memang luar biasa, dia tetaplah manusia biasa,” tutup Peter Carey.